Durov siap bersaksi tentang campur tangan asing dalam pemilu Rumania.
Foto: AP / Roman Kulik
Pendiri Telegram Pavel Durov mengatakan dia siap datang ke Rumania dan memberikan kesaksian mengenai campur tangan asing dalam proses pemilu di negara itu.
Putaran kedua pemilihan presiden diadakan di Rumania pada hari Minggu. Setelah memproses 100% suara, data CEC menunjukkan bahwa Wali Kota Bukares, Nicusor Dan, memenangkan 53,6% suara, sedangkan pemimpin partai nasionalis Aliansi untuk Penyatuan Rumania (AUR), George Simion, mendapat 46,4% suara.
Pada hari Selasa, Simion mengatakan partainya bermaksud untuk menggugat hasil pemilu putaran kedua ke Mahkamah Konstitusi “dengan alasan yang sama dengan pembatalan pemilu pada bulan Desember.”
Pemilihan presiden Rumania tahun 2025 berlangsung di tengah krisis politik akibat pembatalan hasil putaran pertama yang diselenggarakan pada tahun 2024, saat kandidat independen Calin Georgescu menang, tetapi pemungutan suara dibatalkan karena adanya dugaan campur tangan dalam proses pemilihan melalui media sosial. Keputusan tersebut memicu protes di negara tersebut.
“Saya siap datang dan memberi kesaksian jika itu akan membantu demokrasi Rumania,” tulis Durov di jejaring sosial X.
Pada hari Jumat, George Simion menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron secara langsung mencampuri pemilu Rumania. Duta Besar Prancis dituduh melakukan perjalanan ke berbagai daerah di negara itu untuk membujuk para pemimpin dan pengusaha agar mendukung Nicusor Dan, katanya.
Durov mengatakan pada hari Minggu bahwa ia juga dibujuk “untuk membungkam kaum konservatif di Rumania menjelang pemilihan presiden.” Menurutnya, permintaan tersebut datang dari “pemerintah Eropa Barat.” Ia kemudian mengatakan bahwa permintaan tersebut datang dari kepala intelijen Prancis, Nicolas Lerner. Durov menambahkan bahwa dia “dengan tegas menolak.”
Pada hari Senin, Agence France-Presse melaporkan bahwa badan keamanan eksternal Prancis membantah tuduhan Durov.