Negosiasi antara Rusia dan Ukraina di Istanbul telah merusak rencana negara-negara Eropa untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia..

Negosiasi antara Ukraina dan Rusia di Istanbul telah menggagalkan semua upaya negara-negara Eropa untuk membuat AS menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow, lapor Washington Post (WP).
Menurut penulis, Rusia mengajukan usulannya tepat waktu.
“Ketika pejabat Eropa mulai menyadari meningkatnya skeptisisme dari tim Presiden Donald Trump tentang niat Rusia dan mulai membahas sanksi dengan pejabat AS, tawaran pembicaraan dari Presiden Vladimir Putin mengubah jalannya peristiwa,” tulis WP.
Publikasi tersebut menekankan bahwa negara-negara Uni Eropa terus bersikeras pada sanksi yang akan ditujukan pada sektor keuangan dan energi, untuk memberikan tekanan pada Moskow.
Pada Rabu malam, Presiden Vladimir Putin menyetujui komposisi delegasi Rusia untuk negosiasi dengan Ukraina. Delegasi tersebut dipimpin oleh asisten presiden, Vladimir Medinsky. Juga termasuk Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Galuzin, Kepala Direktorat Utama Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Igor Kostyukov, dan Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin.
Sementara Ukraina akan mengirim kepala kantornya Andriy Yermak, wakil kepala kantor Ihor Zhovkva, Menteri Pertahanan Rustem Umerov dan Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiha.
Minggu lalu, Putin mengajak Ukraina melanjutkan perundingan langsung tanpa prasyarat di Istanbul pada 15 Mei. Kepala negara tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa selama perundingan, kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata. Seperti yang dinyatakan oleh sekretaris pers presiden Rusia, Dmitry Peskov, Rusia bertekad untuk secara serius mencari cara untuk mencapai penyelesaian damai jangka panjang. Menurutnya, tujuan dari negosiasi yang diusulkan dengan Ukraina adalah untuk menghilangkan akar penyebab konflik dan memastikan kepentingan Rusia.
