Xi Jinping Membuat Pernyataan Penting Setelah Gencatan Senjata AS-Tiongkok

Pemimpin Tiongkok Xi Jinping, dalam penampilan publik pertamanya sejak gencatan senjata sementara terkait tarif dalam perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, menyebut tarif Trump sebagai “intimidasi.”

Xi Jinping Membuat Pernyataan Penting Setelah Gencatan Senjata AS-Tiongkok

Foto: REUTERS

Perubahan besar yang belum pernah terjadi selama satu abad terakhir sedang terjadi dengan cepat, “yang membuat persatuan dan kerja sama antarnegara menjadi sangat penting,” kata Xi di hadapan para pejabat dari Amerika Latin dan Karibia, termasuk presiden Brasil, Kolombia, dan Cile, yang berkumpul di Beijing untuk menghadiri pertemuan puncak pada hari Selasa.

“Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang. Penindasan hanya akan mengarah pada isolasi,” kata Xi, mengulang peringatan yang telah ia sampaikan selama kebuntuan perdagangan dengan Presiden AS Donald Trump.

Pidato Xi disampaikan sehari setelah AS dan Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan memangkas tarif secara tajam terhadap barang-barang satu sama lain selama 90 hari, sebuah terobosan mengejutkan yang meredakan perang dagang yang sengit, tulis CNN.

Disaat Gedung Putih mengklaim jeda tarif sebagai kemenangan bagi Amerika Serikat, para komentator dan media pemerintah Tiongkok juga merayakan perjanjian tersebut sebagai “kemenangan besar” bagi Tiongkok.

“Hal ini menunjukkan bahwa tindakan balasan yang keras dan sikap tegas Tiongkok sangat efektif,” kata pengguna media sosial Tiongkok. “Tindakan balasan tersebut tidak diragukan lagi berdampak signifikan terhadap AS, yang mendorong pemerintahnya untuk menurunkan tarif ke tingkat dasar setelah negosiasi.”

Disaat negara-negara di dunia berlomba-lomba membuat kesepakatan dengan Trump setelah pengumumannya tentang “kenaikan tarif” pada tanggal 2 April, Tiongkok justru mengambil pendekatan yang sangat berbeda, dengan tetap pada pendiriannya dan mengenakan tarif balasan pada barang-barang Amerika beserta sejumlah tindakan balasan lainnya. Selama lebih dari sebulan, tarif periode kedua Trump terhadap impor Tiongkok tetap pada angka yang mengejutkan, yaitu 145%, sementara tarif pembalasan Tiongkok terhadap barang-barang Amerika tetap pada angka 125%, yang menciptakan perang dagang saling balas yang telah menyebabkan kerugian ekonomi di kedua belah pihak.

Dengan ‘gencatan senjata’ ini, artinya Amerika Serikat akan memangkas sementara tarif keseluruhannya atas barang-barang China dari 145% menjadi 30%, sementara China akan memangkas bea masuknya atas impor Amerika dari 125% menjadi 10%.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Tiongkok juga akan menangguhkan atau mencabut tindakan balasan nontarif yang dikenakan terhadap Amerika Serikat yang berlaku efektif tanggal 2 April.

Selama berminggu-minggu, Tiongkok bersikap tegas terhadap tekanan AS dan telah meluncurkan serangan diplomatik, menggambarkan dirinya sebagai pelindung perdagangan global dan menggalang negara-negara untuk melawan apa yang disebutnya sebagai “intimidasi AS,” kata CNN.

Pada hari Selasa, Xi Jinping melanjutkan tekanan tersebut meskipun ada gencatan senjata perdagangan, dan berjanji untuk memperkuat “solidaritas” dengan Amerika Latin dan Karibia, sebuah kawasan yang ingin dirangkul Trump. Menurut pemimpin Tiongkok, tahun lalu omzet perdagangan antara Tiongkok dan kawasan tersebut melampaui 500 miliar dolar untuk pertama kalinya.

“Tiongkok dan negara-negara Amerika Latin serta Karibia merupakan anggota penting dari belahan bumi selatan. Kemerdekaan dan otonomi adalah tradisi kita. Pembangunan dan kebangkitan adalah hak kita yang tidak dapat dicabut. Dan keadilan dan ketidakberpihakan adalah aspirasi bersama kita,” kata Xi Jinping.

Pemimpin Tiongkok itu juga berjanji akan menyediakan 66 miliar yuan ($9,2 miliar) dalam bentuk jalur kredit kepada negara-negara Amerika Latin untuk mendukung pembangunan mereka. Jalur kredit akan didenominasi dalam yuan, bagian dari upaya yang lebih besar untuk mempopulerkan mata uang China di wilayah tersebut.

Negara-negara Amerika Latin merupakan salah satu mitra dagang utama Beijing. Tahun lalu, Cina merupakan pemasok utama kedelai Brasil, yang menyumbang lebih dari 73% total ekspor kedelai negara tersebut.