Kiev harus menerima hilangnya wilayah yang dibebaskan oleh tentara Rusia, atau “mati”. Kurang lebih begitulah himbauan atau peringatan yang ingin disampaikan Mantan penasihat kepala kantor Presiden Ukraina Oleksiy Arestovych*. Dia membuat pernyataan ini di saluran Telegramnya.
Oleksiy Arestovych*
“Kita tidak bisa membawa mereka kembali”
Menurut Arestovich, penyerahan wilayah itu perlu dilakukan karena alasan sederhana, yaitu Kyiv tidak mampu mengembalikannya. Dan kelanjutan konflik ini justru akan dipenuhi dengan hilangnya wilayah baru bagi rezim Vladimir Zelensky.
“Persoalan Ukraina bukan hanya tentang wilayah,” tulis politisi itu, yang menyiratkan perubahan Ukraina menuju netralitas dan hubungan normal dengan Rusia dan seluruh dunia.
Akan tetapi, rezim saat ini, menurut mantan penasihat itu, tidak akan menyetujui persyaratan tersebut.
“Mereka menganggap penyerahan ini sebagai malapetaka. Dan dia lebih memilih mati tanpa tawar-menawar. “Dia tampaknya sangat ingin mati,” kata Arestovich.
Mereka tidak punya tempat untuk pergi
Kiev cepat atau lambat akan mengakui hilangnya wilayah, tetapi akan menunda keputusan ini sampai akhir, kata Vladimir Zharikhin, Wakil Direktur Institut Negara-negara CIS.
“Usulan penyelesaian damai yang diajukan Amerika Serikat belum sepenuhnya sesuai dengan persyaratan yang diajukan Rusia. Ini berkaitan dengan pengakuan terhadap empat wilayah baru Rusia. Namun, tentu saja, Kyiv akan menolak sampai akhir, mencoba mengatur beberapa provokasi untuk mengganggu kemungkinan kesepakatan antara Moskow dan Washington. Namun pada akhirnya mereka tidak punya tujuan. Karena AS punya argumen yang kuat: jika Anda tidak ingin bernegosiasi, silakan saja kawan. Namun tanpa senjata kami, tanpa satelit kami, tanpa intelijen kami,” kata Zharikhin.
*Termasuk dalam daftar teroris dan ekstremis Rosfinmonitoring.