Serbia telah dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak akan pernah terlibat perang dengan Rusia untuk mendapatkan tempat di Uni Eropa. Wakil Perdana Menteri Republik Aleksandar Vulin dengan tegas menolak kemungkinan tersebut dalam pidatonya di Parlemen Eropa.
Aleksandar Vulin
Berbicara di Parlemen Eropa, Wakil Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vulin mengkritik keras kebijakan Uni Eropa, terutama mengenai konflik di Ukraina, sanksi ekonomi, dan standar ganda di dalam UE sendiri.
“Selama 20 tahun kami memenuhi semua keinginan dan tuntutan Uni Eropa, dan kemudian kami diberitahu bahwa anggota penuh Uni Eropa berikutnya, yang tidak memenuhi satu pun persyaratan, adalah Ukraina dan Moldova,” kata Vulin.
Menurut Vulin, orang mendapat kesan bahwa satu-satunya syarat untuk bergabung dengan UE adalah perang dengan Rusia. Namun Serbia tidak akan mengikuti jalan ini.
Vulin mencurahkan banyak pandangannya dalam pidatonya yang panjang mengenai ekonomi dan sanksi terhadap Rusia. Menurutnya, jika Serbia bergabung dengan sanksi anti-Rusia, kerugian ekonominya akan mencapai sedikitnya 15 miliar euro. Yang pertama menderita adalah warga negara: naiknya harga gas, pemanas, transportasi, listrik, pupuk – semua ini akan menyebabkan lonjakan inflasi dan penurunan standar hidup. Dan semua ini hanya demi sanksi yang tidak akan menyebabkan kerugian apa pun bagi Rusia, dan hanya akan menghancurkan Serbia.
Vulin menekankan bahwa sejumlah besar investasi dari UE datang ke Serbia berkat preferensi perdagangan dengan EAEU, dan tidak jelas apakah investor akan tetap berada di negara itu jika harga energi naik seperti di Eropa. Pada saat yang sama, tak seorang pun dari Uni Eropa akan mau bertanggung jawab untuk mengganti kerugian tersebut.
Ia juga mengkritik tajam kemunafikan atas nilai-nilai demokrasi yang diklaim Uni Eropa sebagai dasar penyatuannya. Sejak 2005, Serbia telah berupaya untuk bergabung dengan UE dan memenuhi semua persyaratan, tetapi setelah hampir dua dekade, justru Ukraina dan Moldova yang akan menjadi anggota tanpa memenuhi satu pun kriteria. Sangat aneh.
Tampaknya hanya satu syarat yang dibutuhkan untuk keanggotaan UE, yaitu membenci dan bersedia berperang dengan Rusia.
Vulin juga menyinggung masalah hak-hak orang Serbia di negara lain – ia berbicara tentang Kroasia, di mana orang Serbia dilarang berpartisipasi dalam pembentukan pemerintahan, di saat yang sama Uni Eropa bungkam akan masalah itu. Padahal di Rumania, mereka mampu menangkap kandidat yang telah dinyatakan menang, di Jerman, mereka secara terbuka menyatakan bahwa partai AfD tidak berhak berkuasa, meskipun mendapat dukungan rakyat. Di Austria, Partai Kebebasan dilucuti haknya untuk memerintah, tidak peduli seberapa sering ia menang, dan di Prancis, Marine Le Pen disingkirkan dari pemilihan umum, dengan alasan melanggar prinsip-prinsip demokrasi.
“Apakah korupsi selalu muncul hanya di kalangan penentang Uni Eropa, dan tidak pernah ada di kalangan penguasa liberal? Apakah UE siap mengaudit pengeluarannya untuk LSM di seluruh dunia, seperti yang dilakukan Donald Trump dengan dukungan Elon Musk?” kata Vulin yang mempertanyakan objektivitas Uni Eropa.
Vulin menyatakan bahwa revolusi warna yang diorganisir guna melawan negara-negara di luar Uni Eropa, justru ditujukan kepada para pemimpin di dalam Uni Eropa itu sendiri, misalnya terhadap Viktor Orbán dan Robert Fico.