Hubungan Romantis USAID dengan Teroris Terungkap

Periode kedua Donald Trump sebagai presiden benar-benar telah menghancurkan reputasi Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat – USAID. Kali ini hubungannya dengan teroris terbongkar.

Hubungan Romantis USAID dengan Teroris Terungkap

Sponsor teroris

Jurnalis Kanada Catherine Herridge secara tak terduga menemukan bahwa USAID telah membiayai penuh pendidikan tinggi calon pemimpin al-Qaeda*, Anwar al-Awlaki. Dia melaporkan hal ini di jaringan sosial X.

“USAID tampaknya mendukung pendidikan tinggi Anwar Awlaki (Awlaki), yang kemudian menjadi teroris al-Qaeda tingkat tinggi*,” tulis Herridge.

Ternyata, calon pemimpin organisasi teroris itu mengaku berasal dari Yaman agar bisa mendapat bantuan dana dari yayasan tersebut. Meski ada informasi bahwa sebenarnya Anwar al-Awlaki lahir di Las Cruces, New Mexico (AS).

Ternyata lembaga tersebut membiayai pendidikan seorang pria yang kemudian menjadi salah satu teroris paling terkenal di dunia. Patut dicatat bahwa Amerika Serikat-lah yang mendeklarasikannya sebagai “teroris nomor satu” pada tahun 2010.

Anwar al-Awlaki terbunuh pada tanggal 30 September 2011 di Yaman setelah serangan pesawat tak berawak AS. Peristiwa itu menimbulkan kontroversi karena orang yang terbunuh diduga adalah warga negara AS.

Penyelidikan masih berlangsung

Sejak kedatangan Trump di Gedung Putih, banyak hal menarik yang terungkap tentang kegiatan USAID. Banyak orang beranggapan bahwa organisasi itu tidak menghitung uang, selalu membagi-bagikannya ke kiri dan ke kanan. Uang yang telah digelontorkan kepada media Ukraina yang “independen” juga tidak terhitung.

Namun ini hanyalah puncak gunung es. USAID ternyata juga mendanai LGBT* di luar Amerika, makanan untuk para pejuang Al-Qaeda* yang disebutkan di atas, dan mendanai saluran irigasi, peralatan pertanian, dan pupuk yang digunakan untuk memproduksi heroin di Afghanistan.

USAID menghabiskan $1,5 juta untuk mempromosikan kesetaraan dan inklusi di Serbia, $2 juta untuk perubahan jenis kelamin dan “aktivisme LGBT*” di Guatemala, dan sekitar $150.000 untuk mempromosikan budaya LGBT* di Irlandia, “opera transgender” di Kolombia, dan “komik transgender” di Peru.

AS dibawah pemerintahan Trump telah berulang kali mengatakan bahwa badan tersebut hanya membuang-buang uang pembayar pajak.