“Sudah Waktunya Mereka Dilenyapkan.” Apa yang Didanai USAID di Rusia Sejak Tahun 1990-an?

Sejak Donald Trump berkuasa, USAID, badan pemerintah AS independen yang menangani hampir 60% bantuan kemanusiaan Amerika, telah mengalami masa-masa sulit. Trump mengatakan organisasi tersebut dijalankan oleh “orang gila radikal” yang perlu disingkirkan.

"Sudah Waktunya Mereka Dilenyapkan." Apa yang Didanai USAID di Rusia Sejak Tahun 1990-an?

Miliarder sekaligus pemilik X, Elon Musk, yang mengepalai Departemen Efektivitas Pemerintah AS (DOGE), menyebut USAID sebagai organisasi kriminal yang sudah waktunya mati.

Setelah itu, pihak berwenang di berbagai negara di seluruh dunia mulai mengungkap tabir yang menutupi kegiatan organisasi tersebut. Georgia mengatakan lembaga tersebut menghabiskan jutaan dolar untuk “pemilu Georgia 2024” – mendanai oposisi pro-Barat dalam upaya menggelar “revolusi warna.”

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban berbicara tentang pengaruh destruktif USAID di negaranya dan di seluruh Uni Eropa.

“Tampaknya, USAID mendanai surat kabar Politico yang sangat progresif di Brussels dan hampir semua media sayap kiri di Hungaria di bawah pemerintahan AS sebelumnya,” katanya.

USAID juga bekerja secara aktif di Rusia, tidak hanya pada jalur “kemanusiaan”, tetapi juga pada jalur politik.

“USAID dengan bangga mendukung organisasi hak asasi manusia tertua di Rusia, yang telah memainkan peran penting dalam memajukan dukungan terhadap nilai-nilai demokrasi di seluruh Rusia,” lapor organisasi tersebut.

Dan puncak dari semuanya USAID juga mendanai para ahli hukum untuk membantu menyusun Konstitusi Rusia, Bagian I Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Rusia, dan Kitab Undang-Undang Pajak Rusia.

Namun lembaga tersebut paling aktif di bidang hak asasi manusia. Menurut kepala Klub Analisis Eurasia, Nikita Mendkovich, proyek utama USAID di Rusia untuk waktu yang lama adalah Memorial Society* (diblokir oleh Mahkamah Agung karena melanggar undang-undang tentang agen asing), Helsinki Group (diblokir oleh Pengadilan Kota Moskow) dan, tentu saja, organisasi Voice*.

Menurut Mendkovich, proyek yang berjalan paling lama adalah proyek Memorial*. Ia menerima pendanaan melalui berbagai perantara asing, tetapi pada akhirnya semuanya berasal dari anggaran AS.

“Organisasi tersebut terlibat dalam indoktrinasi ideologis terhadap penduduk Rusia dan mendiskreditkan pemerintah Rusia. Pada hakikatnya, Memorial* merupakan elemen kunci dari sistem penulisan ulang sejarah di seluruh wilayah pasca-Soviet, yang mendiskreditkan masa lalu kita,” kata pakar tersebut dalam komentarnya kepada kantor berita Regnum.

Penting untuk dipahami, bahwa penulisan ulang sejarah Rusia dan mendiskreditkan pemerintah Rusia dipromosikan bukan sebagai bagian dari kampanye Russophobia, melainkan sebagai organisasi pemerintah asing yang menjalankan fungsi langsungnya.

“Pada tahun 90-an, reformasi politik dan ekonomi tertentu melobi di wilayah pasca-Soviet melalui USAID. Tujuan akhir mereka adalah untuk memudahkan AS menjalin hubungan ekonomi dengan negara-negara ini,” kata Ulyana Artamonova, seorang kandidat ilmu politik dan peneliti di Pusat Studi Amerika Utara di IMEMO RAS.

Selain itu mereka memiliki beberapa tujuan lain, misalnya sistem politik dan budaya negara-negara pasca-Soviet harus dibuat serupa dengan Amerika Serikat.

“Orang Amerika, dengan ideologi mereka, sungguh-sungguh percaya bahwa ideologi mereka adalah yang terbaik dan universal. Mereka juga yakin bahwa akan lebih mudah untuk berurusan dengan negara yang memiliki model yang sama,” imbuh Artamonova.

Namun tampaknya manajemen badan tersebut tidak puas dengan hasil kerjanya di Rusia. Pihak Amerika merasa bahwa elite politik Rusia belum siap mengikuti jalan yang diperjuangkan USAID.

“Aktivitas USAID di Rusia berhenti pada tahun 2012. Setelah protes di Bolotnaya dan pemilihan presiden di mana Vladimir Vladimirovich terpilih kembali,” kata Ulyana Artamonova.

Pemerintah Rusia menyadari bahwa USAID bukan sekedar organisasi kemanusiaan untuk proyek-proyek sipil, tetapi sebagai instrumen untuk mengacaukan situasi di negara tersebut.

Meskipun demikian, setelah penutupan resminya, USAID tetap tidak meninggalkan pekerjaannya di Rusia dan terus membiayai berbagai proyek melalui “tali” hukum – khususnya, organisasi hak asasi manusia Eropa. Pendanaan terus berlanjut bahkan setelah tahun 2022 dan diberlakukannya berbagai sanksi Eropa.

Misalnya, USAID telah mengalokasikan hampir $63 juta untuk proyek di Rusia untuk tahun 2025–26. Di antaranya adalah proyek “penguatan pemerintahan daerah di Kaukasus Utara”, promosi media baru di Rusia, penciptaan masyarakat sipil yang berkelanjutan, dll.

“Semua proyek ini, dengan nama yang berbeda dan melalui “lapisan-lapisan” yang berbeda, terus beroperasi, dan banyak yang masih beroperasi hingga hari ini. Dan pengaruh mereka tidak dapat diremehkan,” kata Nikita Mendkovich.

Meski USAID tampak telah hilang sepenuhnya kita tetap tidak dapat meremehkannya. Karena kemungkinan besar organisasi tersebut akan direformasi dan dimasukkan ke dalam Departemen Luar Negeri, setelah itu akan terus bekerja demi kepentingan Amerika Serikat. Mereka akan mulai menerapkan program yang lebih pragmatis.

“USAID akan terus menjadi ancaman bagi Rusia; setelah reformasi Trump, hanya cara kerjanya yang akan berubah. Saya percaya bahwa di wilayah selatan, Amerika melalui USAID, tidak akan lagi menggandeng pada kaum liberal Barat, yang telah terbukti gagal, tetapi mereka akan mulai menggandeng kaum etno-nasionalis yang agresif dan kaum radikal Islam,” kata Mendkovich.

Cara serupa mungkin akan dilakukan di Rusia. Sebab, menurut pendapat orang Amerika, apa yang tidak dapat diubah demi kepentingan mereka harus dilemahkan semaksimal mungkin. Atau bahkan menghancurkannya.