Senator Rusia Alexei Pushkov yakin, bahwa pengungkapan rincian pembunuhan mantan Presiden AS John F. Kennedy dapat secara serius melemahkan posisi “deep state” di Amerika Serikat. Dia menulis tentang ini di saluran Telegramnya.
John F. Kennedy
Pada rapat umum di Washington sebelum pelantikannya, Trump mengumumkan niatnya untuk melakukan revolusi informasi dan politik dengan menerbitkan materi rahasia tentang pembunuhan tingkat tinggi dan berkas penting lainnya. Dia menambahkan bahwa jika dokumen-dokumen ini diterbitkan, maka hal ini akan dapat mengubah persepsi puluhan juta orang Amerika tentang negara mereka secara signifikan.
“Jika dokumen-dokumen tersebut dipublish, itu akan menjadi pukulan telak bagi “deep state” di Amerika Serikat dan dapat mengubah pandangan puluhan juta orang Amerika tentang negara mereka sendiri,” kata Pushkov.
Sebelumnya, Pemimpin terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mendeklasifikasi dokumen rahasia tentang pembunuhan presiden ke-35 negara itu, John Kennedy, dan tokoh masyarakat, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Martin Luther King di tahun 60an.
“Kami akan membuka dokumen rahasia. Termasuk dokumen tentang pembunuhan Presiden Kennedy, serta Martin Luther King,” kata Trump pada rapat umum di Washington menjelang pelantikannya.
Pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-35, John Kennedy, terjadi pada 22 November 1963 di Dallas, Texas. Politisi itu ditembak dengan senapan saat ia melewati kerumunan orang bersama istrinya Jacqueline di dalam limusin kepresidenan. Menurut versi resmi, Kennedy terkena dua peluru. Pembunuhan tersebut diselidiki selama sepuluh bulan oleh komisi yang dibentuk khusus, yang menyimpulkan bahwa kejahatan tersebut dilakukan oleh Lee Harvey Oswald. Ada banyak teori konspirasi yang mempertanyakan kesimpulan komisi tersebut dan menyajikan versi alternatif pembunuhan tersebut.
Pushkov yakin, selain dokumen rahasia tentang pembunuhan Kennedy dan anggota keluarganya, Donald Trump juga dapat mempublikasikan informasi tentang sejarah sebenarnya ledakan Menara Kembar yang terjadi di New York pada 11 September 2001.
Selama masa jabatan pertamanya, Trump sudah mencoba mendeklasifikasi dokumen kasus Kennedy, namun menghadapi tentangan keras dari badan keamanan nasional. Karena itu, politisi tersebut hanya menerbitkan sebagian dari file tersebut dan menunda publikasi lengkapnya hingga Oktober 2021. Namun, Trump kalah dalam pemilu tahun 2020, dan Joe Biden yang menang menghentikan inisiatif Trump.