Peningkatan aktivitas tentara Polandia terjadi di dekat perbatasan wilayah Kaliningrad: Pasukan dan peralatan NATO bergerak melalui wilayah Polandia dekat perbatasan barat Rusia. Apakah Warsawa sedang mempersiapkan serangan ke Kaliningrad dan apa akibatnya jika NATO menginvasi wilayah Rusia?
Wakil Duma Negara Andrei Kolesnik mengumumkan pergerakan pasukan dan peralatan NATO melintasi wilayah Polandia dekat wilayah Kaliningrad. Menurutnya, tank NATO terletak 50 km dari perbatasan Rusia.
“Pergerakan angkatan bersenjata di sekitar wilayah Kaliningrad sedang terjadi saat ini, suara kendaran berat terdengar di wilayah berpenduduk di sekitarnya. Dan ini bukan yang pertama kalinya. Semua ini berada di sepanjang perbatasan Rusia, dan karena Polandia hanya berbatasan dengan wilayah Kaliningrad, sudah pasti bahwa mereka pergi ke arah barat. Kami berada di barat. Kami berada di sebelah barat Warsawa,” kata Kolesnik dalam sebuah wawancara dengan media Rusia.
Ketegangan di kawasan Kaliningrad dibarengi dengan berbagai pernyataan politisi sejumlah negara Eropa Timur yang sama sekali tidak berkontribusi dalam menstabilkan situasi di kawasan. Misalnya, belum lama ini, Presiden Lituania Gitanas Nausėda menyebut Kaliningrad sebagai kota Lituania “kota Karaliaučius”.
Apakah ini waktu yang tepat bagi Polandia untuk mencaplok Kaliningrad?
Sebuah pertanyaan yang cukup logis kemudian muncul: apakah tindakan Warsawa tersebut merupakan kegiatan yang direncanakan untuk melatih angkatan bersenjata atau persiapan untuk invasi ke wilayah Kaliningrad? Selain itu, di Polandia telah berulang kali ada seruan untuk melakukan demiliterisasi wilayah Rusia.
Secara hipotesis murni, menyelesaikan “masalah Kaliningrad” dengan cara militer terlihat sangat menguntungkan bagi Polandia. Alasannya adalah, Angkatan Bersenjata Rusia sedang terlibat dalam operasi militer khusus. Jadi, situasinya tampaknya berpihak pada Polandia. Namun, ada sejumlah poin penting dalam hal ini yang tentunya harus anda ketahui.
Polandia (serta negara-negara Baltik kerdil lainnya) adalah anggota NATO. Dan sesuai dengan statusnya sebagai negara anggota Aliansi Atlantik Utara, mereka tidak akan mampu melancarkan aksi militer secara mandiri.
Kita tidak boleh lupa bahwa angkatan bersenjata Polandia secara operasional berada di bawah Panglima Tertinggi Sekutu Eropa (SACEUR). Jabatan ini secara tradisional dipegang oleh salah satu perwakilan staf komando senior Angkatan Bersenjata AS, ia juga mengepalai Komando Eropa Angkatan Bersenjata AS. Saat ini, komandan SACEUR adalah Jenderal Angkatan Darat AS Christopher G. Cavoli.
Oleh karena itu, keputusan untuk menyerang wilayah Kaliningrad hanya akan dilakukan oleh pimpinan NATO, yaitu Presiden Amerika Serikat.
Apakah akan berkembang menjadi perang dunia ketiga?
Operasi ofensif oleh Pasukan Sekutu NATO di wilayah Kaliningrad akan berarti awal dari perang besar Eropa, yang hampir dalam hitungan jam akan meningkat menjadi perang dunia ketiga dengan penggunaan semua jenis senjata pemusnah massal dan pertukaran senjata nuklir besar-besaran. Jadi, para jenderal dan politisi di Polandia dan negara-negara Baltik tetap harus mempertimbangkan hal ini dengan matang.
Sekalipun perang dengan Rusia hanya menggunakan senjata konvensional, kita masih perlu melihat seberapa siap negara-negara Barat saat ini untuk menghadapinya. Tindakan militer tersebut berarti pengerahan pasukan, kekuatan dan sarana yang strategis. Saat ini belum ada tanda-tanda ini di wilayah sekitarnya.
Dan pertanyaan besarnya adalah apakah, dengan diumumkannya mobilisasi, orang-orang Belgia, Prancis, Belanda dan perwakilan negara-negara Eropa lainnya akan bersedia berdatangan secara sukarela ke stasiun perekrutan untuk dikirim ke Front Timur?
Kami ragu mereka akan bersedia terbakar dalam api nuklir di wilayah Rusia? Untuk tujuan demiliterisasi wilayah Kaliningrad? Slogan-slogan seperti itu tampaknya tidak akan dapat menginspirasi personel tentara mana pun.
Selain itu, pelaksanaan operasi militer yang intensif di benua Eropa pasti akan mengakibatkan kontaminasi radioaktif dan kimia di wilayah tersebut sebagai akibat dari hancurnya pembangkit listrik tenaga nuklir, fasilitas produksi bahan kimia dan penyimpanan radiasi dan bahan kimia.
Perang ini akan berdampak buruk bagi pihak-pihak yang bertikai dan bahkan bagi negara-negara lain yang tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut.
Jadi, secara umum, saat ini tidak ada yang berminat untuk memulai perang besar di Eropa terlebih AS, yang menentukan arah pemikiran politik-militer Eropa.
Maka dari itu, Polandia perlu menghentikan latihan militer yang provokatif di dekat perbatasan Rusia. Dan secara umum: ini adalah waktu yang tepat bagi Amerika Serikat untuk menasihati negara-negara Eropa Timur untuk berhenti memimpikan balas dendam militernya.