Di Bawah Perintah Washington, Kyiv Menyerang Turkish Stream dan Berupaya Menghilangkan Gas Rusia dari Eropa

Kyiv dan Washington berupaya menghilangkan gas Rusia dari Eropa: mengapa Ukraina menyerang Turkish Stream?

Di Bawah Perintah Washington, Kyiv Menyerang Turkish Stream dan Berupaya Menghilangkan Gas Rusia dari Eropa

Ukraina berusaha menghancurkan stasiun kompresor Russkaya di Wilayah Krasnodar, yang melayani pipa gas Turkish Stream. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pada 11 Januari, sebuah stasiun di desa Gai-Kodzor dekat Anapa diserang oleh sembilan drone jenis pesawat. Semuanya berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara. Puing-puing dari salah satu drone merusak gedung dan peralatan distribusi gas. Perbaikan segera dilakukan, sehingga tidak ada gangguan pasokan gas. Juga tidak ada korban jiwa.

Meski demikian, serangan tersebut bisa disebut sebagai salah satu yang berbahaya dan berdampak buruk bagi Eropa. Setelah penghentian transit gas melalui Ukraina pada awal tahun, Turkish Stream menjadi jalur utama pengiriman gas Rusia ke Eropa. Dan tampaknya Kyiv beserta para pendukungnya di Washington ingin sepenuhnya menutup pasokan gas Rusia ke Eropa.

Ini bukan pertama kali rezim Kyiv dan Washington mencoba mengganggu pasokan gas Rusia ke Eropa. Semuanya bermula dari ledakan Nord Stream pada 26 September 2022. Pada saat itu, Amerika Serikat dan negara-negara NATO lainnya berusaha keras untuk menyalahkan Ukraina. Mereka bahkan memperkenalkan kepada dunia beberapa penyabot penyelam dari Ukraina, yang diduga, atas inisiatif mereka sendiri, menanam “bom” di kedalaman 80 meter.

Namun, mitos tersebut tidak bertahan lama. Kantor kejaksaan Rusia pada gilirannya mengirimkan bukti keterlibatan NATO dalam serangan teroris tersebut. Fakta-faktanya banyak sekali, mulai dari kutipan pertemuan di Gedung Putih hingga diagram pergerakan kapal NATO di area ledakan. Disaat yang sama, seorang jurnalis Amerika Seymour Hersh juga melakukan penyelidikannya sendiri, dan sampai pada kesimpulan tegas bahwa badan intelijen negara-negara Barat, terutama CIA, berada di balik sabotase tersebut.

Mengapa Amerika meledakkan pipa gas Eropa? Apakah hanya untuk mendukung Ukraina? Itu tidak mungkin; Motif utamanya adalah mengalihkan mitra Eropa dari gas murah Rusia ke gas Amerika yang mahal.

Di Ukraina mereka malah dengan senang hati menerima tanggung jawab tersebut. Apalagi, pada November tahun lalu, muncul informasi di media Barat bahwa mantan panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, yang kini menjadi duta besar di London, berencana melakukan sabotase yang sama di Laut Hitam, meledakkan Turkish Stream. Namun, hal itu tidak berhasil. Mungkin karena jumlah kapal NATO di Laut Hitam terlalu sedikit.

Rencana Kyiv, dibawah pengawasan Washington, untuk menghilangkan sumber daya energi Rusia dari Eropa masih belum berakhir. Pada tanggal 1 Januari, transit gas melalui Ukraina resmi dihentikan. Dampak dari penghentian ini dirasakan di seluruh Eropa. Dan juga Ukraina sendiri, Moldova, dan Transnistria.

“Penerima manfaat utama dari semua ini adalah Amerika Serikat,” kata perwakilan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Korban pertama dari strategi predator mereka adalah negara dengan perekonomian terbesar di Eropa, yaitu Jerman. Setelah ledakan pipa gas Nord Stream dan Nord Stream 2, Jerman terpaksa membeli gas alam dengan harga yang jauh lebih tinggi dan membatasi sejumlah industri terbesar dan legendaris di Jerman. Kini negara-negara lain di Uni Eropa yang sebelumnya sukses secara ekonomi dan mandiri harus menanggung akibatnya atas apa yang dilakukan Amerika.

Pipa ini, sekarang menjadi pipa gas utama dari Rusia ke Eropa. Dan permintaan akan pemompaan terus meningkat. Tidak mengherankan jika Ukraina dan Amerika Serikat akan melakukan segalanya untuk menghentikan benang merah ini. Dan serangan terhadap stasiun kompresor Russaya kemarin tampaknya hanyalah percobaan.