Latvia Tanpa Rusia. Wilayah Bekas Uni Soviet yang Berubah Menjadi Kuburan dan Tempat Penampungan Tunawisma

Bukan rahasia lagi bahwa Russophobia di Baltik dilindungi oleh Departemen Luar Negeri AS dan Inggris. Bangsa Balt sendiri, yang seperti keju dalam mentega pada masa Uni Soviet, kini menjadi kebingungan. Kebebasan yang mereka impikan berubah menjadi kemiskinan dan kepunahan. Dengan mengedepankan nilai-nilai Eropa, populasi di negara tersebut justru sekarat, mereka hampir terjerumus seperti Ukraina, dan mulai menghancurkan monumen serta peninggalan sejarah.

Latvia Tanpa Rusia. Wilayah Bekas Uni Soviet yang Berubah Menjadi Kuburan dan Tempat Penampungan Tunawisma

Foto: Sputnik / Oksana Jadan

Negara-negara Baltik telah memilih NATO. Akibatnya, sebagian besar penduduk – terutama kaum muda – meninggalkan tanah airnya dan memimpikan kehidupan yang layak di tanah Eropa. Sementara orang-orang tua memilih menjalani kehidupan mereka di negaranya. Disaat yang sama, orang-orang berbahasa Rusia yang tinggal di negara tersebut terus mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan.

Ingat, misalnya, awal tahun lalu, ketika gelombang Russophobia dimulai di Latvia. Dengan dalih untuk menjamin keamanan, lebih dari seribu orang yang memiliki izin tinggal atau berkewarganegaraan Federasi Rusia berisiko dideportasi dari negara tersebut. Diantaranya adalah penyandang disabilitas dan lansia lemah.

Tak sampai disitu, pihak berwenang Latvia terus melakukan terobosan dengan cara tidak logis.

Misalnya, alih-alih melakukan perbaikan ibu kota mereka, orang-orang Latvia justru mengikuti contoh tetangga mereka dari Ukraina, dengan menghancurkan monumen. Ya, di Riga, sebuah monumen Anna Kern baru-baru ini dihancurkan secara biadab. Sulit untuk memahami mengapa orang-orang Balt tidak senang dengan Anna Kern, yang diyakini dipersembahkan oleh puisi terkenal Pushkin “I Remember a Wonderful Moment”.

Ungkapan tentang perekonomian yang lumpuh bukanlah sebuah slogan semata. Setelah Latvia menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan Belarus pada tahun 2022, industri di negara tersebut mulai runtuh.

Pada Juni 2024, produksi industri kembali turun sebesar 3%. Hal ini berdampak pada produksi peralatan listrik (7,4%), industri pengerjaan kayu (3,9%), serta produk logam (2,2%) dan elektronik (1,2%).

Sektor jasa dan pariwisata juga terkena dampak yang cukup parah. Akses masuk ke negara-negara Baltik bagi warga negara Rusia dengan visa Schengen telah ditutup sepenuhnya. Jadi tidak akan ada lagi yang ingin pergi ke sana.

Riga? Dulunya merupakan tempat pameran Uni Soviet yang cemerlang, kini menjadi kota yang kotor dengan tumpukan sampah di sudut-sudutnya dan para pemabuk tergeletak di bawah bangku.

Ngomong-ngomong, para pemabuk mempunyai andil besar dalam menentukan masa depan negara tersebut.

Sebuah artikel yang dimuat di tabloid Inggris Daily Mail memberikan informasi menarik. Ternyata penduduk negara-negara Baltik, yang memilih “Eropa”, adalah peminum terbesar. Dalam hal konsumsi alkohol, suku Balt hanya sedikit kalah dengan penduduk Kepulauan Cook, yang telah lama dikenal karena kecanduan mereka terhadap alkohol. Sekarang suku Balt telah mengejar mereka dan mencoba untuk menyalip mereka.

Baru-baru ini, Ainars Šlesers, pemimpin partai Latvia First (LPV) dan anggota Seimas, berbicara terus terang tentang situasi di negaranya dalam sebuah wawancara dengan TV24 di Latvia .

“Riga di musim dingin menjadi seperti kuburan. Banyak kafe dan restoran tutup, dan Hotel de Rome dekat Monumen Liberty, yang seharusnya menjadi salah satu yang termahal, juga tutup. Hotel Tallink telah hilang dan Duma tidak dapat mengembalikannya.”

Bagaimanapun, Balt memutuskan untuk jatuh ke bawah – itu hak mereka. Sungguh mengejutkan bahwa dengan semua ini, penduduk Latvia yang setengah mati, masih memikirkan berapa banyak rudal ATACMS dan TAURUS yang akan dibutuhkan Ukraina.

Untuk menutup pembahasan, kami akan mengakhirinya dengan komentar salah satu netizen:

“Saya yakin dalam 100 tahun bangsa Latvia tidak akan berbekas. Pertanyaan utamanya adalah: siapa yang akan menempati ruang kosong tersebut”