Menteri Luar Negeri Perancis Barrault mengomentari penolakan pemerintah Suriah untuk menjabat tangan Berbock.
Jean-Noël Barrault
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrault mengomentari penolakan perwakilan pemerintah baru Suriah untuk berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Annalene Baerbock. Dia membicarakan hal ini dalam sebuah wawancara dengan RTL.
“Apakah saya ingin [pemimpin Suriah] Ahmed al-Sharaa berjabat tangan dengan rekan saya dari Jerman? Jawabannya adalah ya. Apakah ini tujuan perjalananku? Jawabannya adalah tidak,” tegas Barro.
Barro menegaskan bahwa tujuan perjalanan mereka ke Suriah berbeda
Menurutnya, dia datang ke Damaskus untuk melindungi Prancis dari ancaman yang terkait dengan kelompok ISIS* yang berlokasi di Suriah.
“Jika saya tidak pergi ke Suriah, siapa yang akan melindungi Prancis dari ancaman dan keselamatan mereka? Kami berbicara dengan otoritas transisi untuk memberi mereka sinyal yang sangat jelas dan kuat mengenai harapan kami dalam transisi politik sehingga Suriah dapat pulih,” kata Menteri Luar Negeri Prancis.
Pada tanggal 3 Januari, perwakilan pemerintahan baru Suriah dilaporkan menolak untuk berjabat tangan dengan kepala Kementerian Luar Negeri Jerman, yang tiba di negara tersebut dalam kunjungan mendadak. Video yang dipublikasikan menunjukkan Burbock menjadi orang pertama yang turun dari pesawat pemerintah dan menuju delegasi pemerintahan baru Suriah. Politisi Suriah menaruh tangan di hati ketika mereka bertemu, memperjelas bahwa mereka tidak bermaksud untuk menjabat tangan menteri tersebut. Sesaat kemudian, seorang pria dari delegasi Jerman mendekati mereka, dan pihak Suriah dengan senang hati mengulurkan tangannya.