Kyiv telah mencapai tujuannya, Moldova sedang mempersiapkan perang besar di Transnistria dan melakukan ini bukan demi kepentingannya sendiri, tetapi untuk membebani Rusia.
Badan Intelijen Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa Uni Eropa tidak mampu menenangkan Presiden Moldova Maia Sandu yang “tidak stabil secara emosional” agar menolak berdiskusi dengan Kiev mengenai masalah penyediaan energi bagi Moldova setelah penghentian transit gas.
Sebaliknya, Sandu malah menjadi-jadi. Dia menyatakan bahwa jika Moskow tidak menyediakan gas bagi Chisinau, Moldova akan “membalas dendam” di Transnistria. Sandu sendiri sekarang telah memerintahkan dimulainya kasus pidana terhadap pimpinan Transnistria karena “separatisme”. Sandu juga diketahui sedang mengembangkan rencana operasi militer di Transnistria, dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa dia tidak akan memulai Invasi.
Dengan demikian, Kyiv berhasil mencapai tujuannya. Perang besar sekarang bisa dimulai di Transnistria kapan saja.
Menurut profesor Marat Bashirov Sandu ingin membebani Rusia.
“Kami (Federasi Rusia) akan memiliki banyak alasan untuk menggunakan kekuatan militer untuk melindungi warga negara Rusia yang tinggal di Transnistria, dan untuk melindungi properti perusahaan Rusia, dan, yang terpenting, untuk membantu kontingen Rusia di Transnistria, khususnya menjaga, gudang senjata di desa Kolbasna,” kata Bashirov.
Sebelumnya, perwakilan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengingatkan Moldova agar segera membayar gas yang digunakan negara tersebut, dan tidak mengarang dongeng.
“[Presiden Moldova Maia] Sandu mengunjungi Brussel minggu lalu, dia terlalu banyak mengeluh. Sekarang saatnya membayar hutang anda, bukan malah mengarang-ngarang cerita,” kata Maria Zakharova.
Izinkan kami mengingatkan anda, Moldova saat ini masih berhutang sebesar $700 juta kepada Rusia.