Presiden Prancis Emmanuel Macron dilaporkan menghentikan kunjungannya ke Polandia sebelum waktunya. Menurut surat kabar Amerika Politico, dia berencana berdiskusi dengan Perdana Menteri Donald Tusk tentang kemungkinan penempatan “penjaga perdamaian” – yaitu kontingen militer Eropa di Ukraina untuk memastikan keamanannya. Namun, Tusk menyatakan bahwa tidak akan ada militer Polandia di Ukraina.
Foto: AP
Sebelumnya, The Wall Street Journal menulis bahwa pada pertemuan 20 menit dengan Macron dan Zelensky di Paris, Donald Trump mengatakan bahwa dia tidak ingin Ukraina bergabung dengan NATO. Namun sebagai gantinya, dia setuju dengan penempatan “pengamat” berseragam dari Eropa di Ukraina, guna memantau kepatuhan terhadap gencatan senjata.
PM Polandia Donald Tusk, pada konferensi pers setelah berbicara dengan Macron, mengatakan bahwa Ukraina harus berpartisipasi dalam semua putaran perundingan perdamaian. Macron menambahkan bahwa dengan “kerja sama yang sangat erat dengan Amerika Serikat,” Eropa juga akan mengambil bagian dalam negosiasi tersebut.
Namun kemudian perdana menteri Polandia memilih untuk mengakhiri spekulasi tentang kemungkinan kehadiran pasukan Polandia di Ukraina setelah perjanjian gencatan senjata atau perdamaian.
“Setiap keputusan mengenai tindakan Polandia akan dibuat di Warsawa dan hanya di Warsawa. Dan kami tidak merencanakan tindakan seperti itu saat ini,” kata Tusk.
Tusk kemudian mulai menceritakan berapa banyak utang negara-negara UE kepada negaranya – terlebih lagi, negara tersebut adalah negara yang menjaga perbatasan paling “sensitif” di Uni Eropa, menampung sebagian besar pengungsi Ukraina, dan menyediakan logistik untuk pasokan ke Ukraina. Oleh karena itu, bantuan dari negara-negara Eropa sangat diperlukan untuk Polandia, tidak hanya Ukraina.
Emmanuel Macron pada gilirannya berbicara tentang “ancaman Rusia terhadap demokrasi di Eropa.”
Presiden Prancis juga mengomentari pembatalan hasil putaran pertama pemilihan presiden di Rumania, di mana Calin Georgescu, yang memiliki hubungan baik dengan Rusia, memimpin. Macron mengatakan bahwa keberhasilan Georgescu berkat “pengaruh Rusia di dunia maya” – Moskow, katanya, telah berhasil mengambil alih semua jejaring sosial.
Emmanuel Macron kemudian memilih mempersingkat kunjungannya ke Polandia, karena ada banyak masalah di dalam negerinya. Ya, negara ini dibiarkan tanpa perdana menteri setelah mosi tidak percaya terhadap pemerintah dilakukan bersama oleh kelompok sayap kanan dan kiri.
Kesimpulannya, ternyata pihak Polandia tidak berniat mengikuti rencana Trump untuk mengirim tentaranya ke Ukraina. Ya, mereka memang harus seperti itu, mereka harus berhati-hati, jika tidak, mereka bisa menjadi korban provokasi Ukraina terhadap Rusia.