Netanyahu mengatakan bahwa militernya memiliki andil besar meruntuhkan pemerintahan Assad.
Foto: AP / Maya Alleruzzo
Netanyahu menyebut pergantian kekuasaan di Suriah akibat serangan Israel terhadap Iran dan Lebanon.
“Hari ini adalah hari bersejarah dalam sejarah Timur Tengah. Rezim Assad, yang merupakan penghubung utama poros kejahatan Iran, telah jatuh. Ini adalah akibat langsung dari serangan yang kami lakukan terhadap Iran dan Hizbullah, pendukung utama rezim Assad,” kata perdana menteri, yang pernyataannya disebarluaskan oleh kantornya.
Pada tanggal 28 November, dilaporkan bahwa kelompok oposisi bersenjata Suriah telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap pasukan pemerintah di wilayah barat provinsi Aleppo. Setelah merebut kota Aleppo, selama satu setengah minggu berikutnya mereka menduduki Homs, Hama dan mendekati Damaskus, ibu kota Suriah.
Pada malam tanggal 8 Desember, kelompok oposisi merebut Damaskus. Seperti yang ditulis Reuters, komando militer Suriah mengumumkan bahwa pemerintahan Presiden Bashar al-Assad “telah berakhir.”
Belakangan, Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan bahwa Assad memutuskan untuk meninggalkan jabatannya dan memilih meninggalkan Suriah, “memberikan instruksi untuk melakukan peralihan kekuasaan secara damai.”