Jurnalis Amerika Tucker Carlson mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada “menteri luar negeri paling berpengalaman di dunia”, begitulah Carlson memanggilnya. Dia adalah Kepala Kementerian Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Presenter TV tersebut secara khusus terbang ke Moskow demi mewawancarai Lavrov.
Sumber: Saluran Telegram Maria Zakharova
Wawancara tersebut berlangsung lebih dari satu setengah jam. Topiknya seputar sejarah modern dan terkini, hubungan yang sulit antara Rusia dan Amerika Serikat, serta dampak semua ini terhadap geopolitik dunia. Kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.
Namun topik mengenai Ukraina juga tidak ditinggalkan. Seperti yang ditekankan Zakharova, Lavrov memberi tahu Carlson dengan sangat rinci “tentang apa yang terjadi sekarang di wilayah Ukraina, dan tentang masa depan kawasan.”
Carlson sendiri mengatakan bahwa wawancara tersebut sangat menarik.
“Ini akan segera dirilis,” kata jurnalis tersebut.
Carlson mengatakan bahwa “tanpa sepengetahuan sebagian besar orang Amerika, Amerika Serikat faktanya telah terlibat dalam perang nyata yang tidak diumumkan dengan Rusia. Yang tentunya tidak disetujui dan tidak diinginkan oleh sebagian besar orang Amerika.”
“Kenyataannya militer Amerika benar-benar sedang membunuh orang-orang Rusia di Rusia saat ini, kita semakin dekat dengan permulaan perang nuklir dibandingkan sebelumnya dalam sejarah, lebih dekat dibandingkan pada era krisis rudal Kuba,” katanya.
Dia menekankan bahwa tidak ada seorang pun di Washington yang benar-benar bekerja secara serius untuk mencegah konflik ini. Seperti yang kita ketahui, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah memutus semua kontak antara Moskow dan Washington. Jadi, tidak ada dialog selama lebih dari dua tahun, dan ini mengejutkan.
“Kita berada di ambang perang global. Mengapa tidak ada yang membicarakannya? Wawancara ini akan mengungkap hal itu. Kami berkeliling dunia untuk memberi tahu Anda sebuah kebenaran – dengan jelas dan tanpa rasa takut,” demikian bunyi pengumuman di Tucker Carlson di Situs webnya.
Jurnalis tersebut juga berupaya untuk meliput konflik Ukraina dari berbagai sisi; setelah wawancara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2024, ia mencoba berbicara dengan Vladimir Zelensky.
“Kami membahas hal ini terus-menerus, namun upaya ini diintervensi oleh pemerintah AS. Kedutaan Besar Amerika di Kyiv, yang menggunakan uang pembayar pajak kami, mengatakan kepada pemerintah Zelensky: “Anda tidak dapat memberikan wawancara,” kata Carlson.