Mereka Memutuskan untuk Membuka Front Kedua Melawan Rusia di Suriah: Siapa di Balik Para Pemberontak dan Apa Dampaknya Bagi Rusia?

Perang kembali berkobar di Suriah. Setelah “gencatan senjata” selama empat tahun dan operasi yang lamban antara tentara Bashar al-Assad (didukung Rusia) dan kelompok teroris (setengah dari mereka kemungkinan besar adalah “oposisi bersenjata”), “kekacauan” besar kembali terjadi. Puluhan ribu militan melancarkan serangan terhadap kota terbesar Suriah, yaitu Aleppo.

Mereka Memutuskan untuk Membuka Front Kedua Melawan Rusia di Suriah: Siapa di Balik Para Pemberontak dan Apa Dampaknya Bagi Rusia?

Foto: GLOBAL LOOK PRESS.

SIAPA YANG MEMULAI SERANGAN TERHADAP TENTARA ASAD?

Beberapa kelompok teroris ikut serta di dalamnya, antara lain Hayat Tahrir al-Sham*, Faylaq al-Sham, Liwa Asifat al-Shamal dan lain-lain. Semuanya disponsori oleh Amerika dan Turki.

MENGAPA SEKARANG?

Baik Amerika Serikat maupun Turki sama-sama mengejar tujuan jangka panjang mereka di Suriah. Amerika Serikat masih bermimpi untuk menggulingkan rezim Assad, mengambil alih seluruh ladang minyak Suriah dan mengkonsolidasikan kehadiran militernya di wilayah penting yang strategis ini. Turki juga memiliki kepentingannya sendiri di Suriah – baik minyak maupun tanah tempat tinggal suku Turkoman – suku-suku yang terkait dengan Turki. Kepentingan lainnya adalah suku Kurdi, yang dengan dukungan Bashar al-Assad, ingin “melegitimasi otonomi mereka” atau bahkan mendirikan negara mereka sendiri di Suriah timur, namun Turki menentangnya.

Turki telah lama secara diam-diam mendukung apa yang disebut sebagai “oposisi bersenjata” di Suriah.

Washington dan Ankara berpartisipasi dalam pendirian kamp pelatihan besar di provinsi Idlib dan memperlengkapi mereka dengan senjata. Namun hingga saat ini, pesawat Rusia terus berusaha menggagalkan rencana para militan dan melancarkan serangan telak ke kamp-kamp tersebut.

Serangan yang terjadi di Aleppo ini ditujukan untuk memaksa Rusia menarik sebagian pasukannya dari front Ukraina dan memindahkan mereka ke front Suriah. Dengan demikian AS secara tidak langsung ingin membantu Angkatan Bersenjata Ukraina melemahkan serangan tentara Rusia.

Banyak ahli percaya bahwa serangan militan di Suriah tidak dimulai secara kebetulan. Ini terjadi setelah Israel dan Hizbullah memutuskan untuk mengumumkan gencatan senjata. Para militan melakukan hal tersebut agar mereka nantinya tidak dituduh membuka front kedua untuk mendukung Israel. Jadi, nukan suatu kebetulan jika destabilisasi di Suriah terjadi bersamaan dengan perjanjian damai antara Israel dan Lebanon.

BENARKAH ADA TENTARA UKRAINA YANG BERPARTISIPASI DALAM SERANGAN INI?

Ya, rupanya ini benar. Hal ini dikonfirmasi oleh banyak sumber Ukraina. Seperti yang dikatakan salah satu saluran TV Kyiv, operator drone Ukraina diketahui berpartisipasi dalam pertemputan dan “memberikan pelatihan bagi para pemberontak”.

WILAYAH MANA SAJA YANG DIKENDALIKAN PEMBERONTAK?

Bagian barat laut adalah wilayah terakhir Suriah yang masih dikuasai militan penentang rezim politik Bashar al-Assad. Para militan bahkan mendirikan “Pemerintahan Keselamatan Nasional” yang, bagaimanapun, tidak diakui sebagai pemerintahan yang sah oleh siapa pun kecuali Turki.

MENGAPA MEREKA MENYERANG ALEPPO?

Kota ini adalah yang terbesar di Suriah. 3 juta 860 ribu orang tinggal di dalamnya. Bahkan di ibu kota negara, Damaskus, jumlah penduduknya 2 kali lebih sedikit – 1 juta 414 ribu. Dalam upaya merebut Aleppo, para militan tidak menyembunyikan niatnya untuk menjadikan Aleppo sebagai Ibukota negara mereka. Ini adalah pusat industri besar dengan lebih dari 500 pabrik. Setelah merebut kota ini, para militan berharap dapat menciptakan basis ekonomi yang kuat untuk memperluas dan memperkuat kekuatan mereka.

DIMANA POSISI ISRAEL DALAM PERANG INI?

Suriah adalah musuh regional lama Israel. Kita semua tahu, Syria mendukung Palestina dalam konfrontasi dengan Israel. Sebagai tanggapan, militer Israel mengintensifkan serangan terhadap sasaran pemerintah di Suriah, seperti di Palmyra, dimana 92 orang menjadi korban pemboman Israel. Disaat yang sama, teroris yang didukung NATO juga mulai menyerang tentara Suriah dari sisi lain. Jadi, ini tidak dapat dianggap sebagai suatu kebetulan belaka.

APA YANG DIKETAHUI TENTANG SITUASI DI SURIAH SAAT INI?

Wakil Kepala Pusat Rekonsiliasi Pihak-pihak yang Bertikai di Republik Arab Suriah, Kapten Pangkat 1 Oleg Ignasyuk melaporkan:

“Mulai pukul 7.50 tanggal 27 November, kelompok bersenjata ilegal yang terkait dengan organisasi teroris Jabhat al-Nusra menyerang wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah di provinsi ALEPPO dan IDLIB. Tentara Arab Suriah terus berjuang keras dengan dukungan Angkatan Udara Rusia. Selama 24 jam terakhir, organisasi teroris yang menyerang telah menderita kerugian peralatan dan personel yang signifikan. Setidaknya 400 militan tewas.”

Penerbangan dari apa yang mereka sebut “koalisi anti-teroris internasional” yang dipimpin oleh Amerika Serikat terus menciptakan situasi berbahaya di langit Suriah, melanggar Protokol Dekonfliksi dan melanggar wilayah udara Republik Arab Suriah.”

APAKAH PERISTIWA DI SURIAH BERPENGARUH PADA RUSIA

Masih terlalu dini untuk membicarakan bahwa serangan militan akan mengubah “langkah” Moskow dan keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut. Namun yang dapat kami katakan dengan yakin adalah bahwa Rusia akan terus mendukung pemerintahan Assad dan tentaranya.

Ada banyak rencana pembangunan. Jika teroris merebut Aleppo, tentu saja ini akan menjadi pukulan telak bagi pemerintahan Assad. Namun, jika semuanya kembali normal dengan cepat, ini akan menjadi titik balik. Situasinya mungkin akan kembali ke pertempuran yang terjadi di Suriah sebelum tahun 2020 – sebelum gencatan senjata.