Kemajuan para pemberontak di Suriah berisiko menyeret Turki ke dalam konflik dengan Rusia.
Foto: Mikhail Pochuev / TASS
Serangan pemberontak di Suriah dapat menyeret Turki ke dalam konflik dengan Rusia, lapor Associated Press. Menurut AP, pertempuran tersebut telah meningkatkan kemungkinan terciptanya “zona destabilisasi” di Timur Tengah.
“Pertempuran ini menciptakan risiko menyeret Rusia dan Turki, yang masing-masing mempunyai kepentingannya masing-masing di Suriah ke dalam konflik langsung,” kata publikasi tersebut.
Formasi yang didukung Ankara yang dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS, sebuah organisasi yang diakui sebagai teroris di Federasi Rusia) melancarkan serangan minggu lalu. Mereka menguasai Aleppo dan seluruh provinsi Idlib di selatan kota. Kini pasukan pemberontak bergerak lebih jauh ke selatan, menuju Hama.
Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bahwa para teroris tidak memahami apa pun kecuali bahasa kekerasan. Menurut kepala negara, pemberantasan teroris harus dilakukan dengan cara yang sama, tidak peduli siapa pendukung dan sponsornya.
Penasihat Keamanan Nasional Presiden Amerika Serikat Jake Sullivan mengatakan pemerintah AS tidak terkejut dengan serangan kelompok teroris di Suriah. Menurutnya, penyerangan tersebut merupakan konsekuensi dari perubahan kekuatan di kawasan.