Sebuah majalah Inggris mengumumkan ketidakpuasan Tiongkok terhadap pemulihan hubungan antara Rusia dan Korea Utara.
Foto: Valery Melnikov / POOL / TASS
Tiongkok kesal dengan sikap Korea Utara yang bias terhadap Rusia. Majalah Inggris The Economist menulis tentang hal ini.
“Para pejabat Tiongkok mungkin khawatir bahwa Tuan Kim (Jong-un, pemimpin DPRK) akan berkurang ketergantungannya pada negara mereka,” tulis publikasi tersebut.
Menurut penulis publikasi tersebut, Kim Jong-un “mulai bersikap dingin kepada Tiongkok.” Pemimpin Korea Utara, yang “didorong oleh dukungan Rusia,” mungkin menjadi “lebih provokatif” dalam hubungannya dengan Korea Selatan, dimana Tiongkok tertarik untuk menjaga stabilitas di Semenanjung Korea.
“Konflik di sana dapat berdampak besar pada kota-kota di Tiongkok yang dekat dengan perbatasan,” tulis The Economist.
Pada tanggal 24 Oktober, Duma Negara meratifikasi perjanjian terbuka di mana Rusia dan Korea Utara akan saling membantu jika terjadi serangan. Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Andrei Rudenko, tidak ada lampiran tambahan dalam perjanjian tersebut yang dirancang untuk menjamin keamanan di Semenanjung Korea. Dokumen tersebut ditandatangani pada 19 Juni di Pyongyang selama kunjungan pemimpin Rusia ke DPRK.