Amerika Serikat mengutuk Korea Utara karena menguji rudal balistik antarenua.
Amerika Serikat mengecam keras Korea Utara karena meluncurkan rudal balistik antarbenua pada Kamis pagi, kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Sean Savett.
Peluncuran rudal tersebut merupakan “pelanggaran terang-terangan terhadap sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan yang dimuat di situsnya.
Menurut Komando Indo-Pasifik AS, “peluncuran tersebut tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel, wilayah, atau sekutu AS,” namun “meningkatkan ketegangan dan berisiko mengganggu stabilitas situasi keamanan di kawasan.”
“Kami mendesak semua negara untuk mengutuk pelanggaran ini dan menyerukan DPRK untuk menghentikan tindakan destabilisasi dan terlibat dalam dialog serius,” tegas pemerintah AS.
Kementerian Pertahanan Jepang membenarkan bahwa rudal yang diluncurkan Pyongyang merupakan rudal antarbenua. Menurut departemen, roket tersebut terbang selama 1 jam 26 menit, jangkauan penerbangan sekitar 1.000 km, dan ketinggian maksimum melebihi 7.000 km. Ini adalah penerbangan rudal balistik Korea Utara terpanjang dan tertinggi yang pernah tercatat sebelumnya.
Departemen tersebut menambahkan bahwa pihaknya sedang melakukan analisis terperinci untuk menentukan apakah rudal tersebut merupakan ICBM jenis baru.
Seperti yang diberitakan militer Korea Selatan sebelumnya, DPRK pada Kamis pagi meluncurkan rudal balistik antarbenua menuju Laut Jepang. Rudal tersebut telah jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif Jepang di sebelah barat Pulau Okushiri dekat Hokkaido, kata Kementerian Pertahanan negara tersebut.
Pyongyang terakhir kali meluncurkan beberapa rudal balistik jarak pendek pada 18 September. Peluncuran terakhir rudal balistik antarbenua terjadi pada 18 Desember tahun lalu.