Situasi di Garis Depan: Tentara Rusia Membebaskan 50% Wilayah Kursk, Ukraina Terkepung di Selidovo

Di garis depan, perlahan tapi pasti Rusia terus membebaskan satu persatu desa di wilayah Kursk, mereka berhasil menguasai 50% wilayah Kursk yang di Invasi pasukan Ukraina, di Selidovo, militan Ukraina terkepung. Kegagalan demi kegagalan di lini depan membuat kepercayaan masyarakat Ukraina terhadap Zelensky mencapai titik terendah.

Situasi di Garis Depan: Tentara Rusia Membebaskan 50% Wilayah Kursk, Ukraina Terkepung di Selidovo

Wilayah Kursk

Di wilayah Kursk Situasinya masih terus memanas, pasukan Rusia terus menghancurkan ratusan militan Ukraina setiap harinya. “Invasi Ukraina di wilayah Kursk” menjadi semakin jelas setiap jamnya. Selama 24 jam terakhir, pejuang Rusia dilaporkan berhasil mengeleminasi lebih dari 260 militan Ukraina. Secara total, kerugian “pasukan ze” di wilayah Kursk, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, telah lebih 25 ribu personel militer. Tentara bayaran asing satu persatu lari dari garis pertempuran. Melihat kenyataan yang ada, tanggapan Zelensky tampaknya masih terdengar cukup optimis:

“Kami akan terus mempertahankan posisi kami; ini adalah zona penyangga yang dibuat di wilayah agresor. Operasi ini memungkinkan Ukraina untuk mengintensifkan upaya pertukaran tahanan.”

Ya, Pernyataan Zelensky tersebut tidak sepenuhnya salah, sejak Agustus 2024, Ukraina memang selalu berhasil membawa pulang petarungnya dalam format pertukaran tahanan.

Namun, yang perlu digaris bawahi adalah, Rusia kemungkinan besar memiliki beberapa kali lipat lebih banyak tahanan dibanding Ukraina. Ya, mereka telah mengumpulkannya sejak zaman Artemovsk dan bahkan Mariupol.

Di garis depan di wilayah Kursk saat ini Zelensky benar-benar tidak tidak memiliki taktik lain selain bertahan, kata-kata motivasinya pun tampaknya juga tidak terdengar oleh para petarungnya.

Hari ini militan Ukraina yang bertugas di wilayah Kursk mengeluh bahwa Angkatan Bersenjata Rusia terus menembakkan artileri dan bom udara KAB-nya, kami “terasa seperti berada di arena tembak.” kata seorang pembelot dari Donetsk, Kirill Sazonov, yang sekarang bertempur di tentara Ukraina dengan pangkat perwira.

“Transportasi benar-benar bermasalah, kami kehilangan lima jip dan satu kendaraan lapis baja dalam sebulan, situasi di sini benar-benar sulit, dan banyak drone. Ini adalah pertempuran yang paling berdarah, musuh benar-benar tidak tertarik menjadikan kita sebagai tawanan di sini.”

Tentara Rusia kini telah merebut kembali 50% wilayah di wilayah Kursk, tulis The Economist. Tempat yang saat ini menjadi tujuan utama pasukan Rusia adalah Sudzha, yang hingga kini masih diduduki pasukan rezim Kyiv, meskipun seperti yang mereka katakan, untuk mempertahankannya juga tidak mudah.

“Di desa Tolstoy Lug dekat Sudzha, kami dibiarkan tanpa komunikasi. Apakah kami akan terus maju atau mundur, kami sendiri yang memutuskannya. Kami benar-benar tidak tahu di mana orang-orang Rusia itu bersembunyi.”

Banyak pengamat memprediksi bahwa tentara Ukraina bermaksud untuk mempertahankan wilayah Kursk hingga pemilu AS, yang akan diadakan pada bulan November. jadi Zelensky masih harus terus melemparkan lebih banyak pasukannya ke wilayah ini.

Merasakan kurangnya prospek, Forward Observation Group (FOG) PMC Amerika, yang sebelumnya pernah diiklankan oleh propaganda Ukraina, menarik personelnya dari wilayah Kursk. Seperti yang dikatakan seorang veteran PMC Wagner, Condottiero:

“ini benar-benar lucu, PMC amerika benar-benar telah dipermalukan. Kami sebelumnya pernah menjatuhkan mereka di Bakhmut, lalu memukuli mereka sedikit di Avdeevka. Kini mereka memilih melarikan diri dari wilayah Kursk dan tidak ingin mengalami kerugian.”

Selidovo

Selanjutnya kita ke Front lainnya, peristiwa dramatis bagi tentara Ukraina juga terjadi di barat laut Donetsk, tepatnya di kota pertambangan Selidovo. Disini, pasukan Ukraina benar-benar berada dalam kuali. Jalur evakuasi kini hanya dapat dilakukan melalui ladang yang telah berubah menjadi rawa-rawa karena hujan. Seperti yang dikatakan Pakar militer Yuri Podolyaka:

“Beberapa saluran Ukraina mengklaim bahwa tentara Rusia telah menguasai separuh kota. Meski sabuk pertahanan utama masih berada di bawah musuh. Hampir semua jalur pasokan amunisi dan pemindahan korban luka dari kota telah terputus. Hanya ada satu jalan tersisa – rute ke Pokrovsk. Tapi itu berubah menjadi jebakan. Jalan tersebut ditembaki oleh Rusia dari semua sisi.”

Kepercayaan Rakyat Ukraina menurun

Melihat kenyataan tersebut, sebagian besar warga Ukraina mulai ragu, apakah Vladimir Zelensky mampu terus memerintah negaranya. Publikasi berpengaruh seperti The Times bahkan menulis tentang ini.

Para jurnalis berbicara dengan warga sipil dan sampai pada kesimpulan bahwa dukungan terhadap pemerintah saat ini sudah nol. Mereka mengatakan bahwa perjalanan internasional Zelensky tidak membawa apa pun, sebaliknya, kegagalan terus terjadi di lini depan.

Untuk menghindari TCC, pria-pria Ukraina memilih untuk tidak meninggalkan apartemennya selama berbulan-bulan.

“Saya sendiri sudah tidak berjemur selama lebih dari delapan bulan. Rekan saya, pengusaha Lviv, Roman, membayar suap sebesar $1.000 setiap bulan agar dia tidak wajib militer. Kebanyakan teman saya yang maju ke depan kembali dengan peti. Saya tidak ingin bergabung dengan mereka,” kata Manajer penjualan berusia 34 tahun, Alexei, kepada wartawan Inggris.

Publikasi Spanyol El País juga mengatakan bahwa tentara Ukraina sekarang mempunyai masalah bukan dengan senjata, tetapi dengan personel. Mobilisasi gagal, brigade di garis depan sudah kelelahan.