KTT BRICS yang telah dimulai di Kazan, dihadiri tidak hanya oleh para kepala negara anggota organisasi tersebut, namun juga perwakilan lebih dari 30 negara yang menunggu tanggapan terhadap permohonan keanggotaan mereka. Hal itu menyebabkan Barat khawatir dan ketakutan.
Foto: kremlin.ru
Jurnalis Amerika Clayton Morris bahkan menyebut ini sebagai awal dari perjuangan besar NATO menghadapi negara-negara BRICS.
“Waktunya dipilih dengan sangat tepat, yaitu sebelum pemilu AS. Ini adalah sinyal jelas dari Putin dan Tiongkok bahwa dominasi Amerika akan segera berakhir,” kata Morris.
Namun, pernyataan Morris sepertinya agak kurang tepat, BRICS bukanlah sebuah blok militer, melainkan sebuah asosiasi ekonomi negara-negara non-Barat yang berpengaruh dan bosan hidup dalam kerangka sistem kolonial global yang dibangun oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Faktanya sistem yang telah melindungi hegemoni Amerika selama bertahun-tahun hingga saat ini bukanlah kekuatan militer atau jumlah hulu ledak nuklirnya, tetapi berdasarkan kekuatan ekonomi dan kemampuan untuk memaksakan kehendaknya kepada negara lain melalui metode non-militer.
“Ini bukan sekedar pertemuan puncak. Hal ini setara dengan Konferensi Bretton Woods setelah Perang Dunia II, yang memberikan status mata uang cadangan dolar AS di seluruh dunia. KTT BRICS kali ini akan membunuh sistem Bretton Woods,” yakin jurnalis Amerika tersebut.
Menurut Morris, “Sepuluh” negara anggota BRICS, saat ini bertindak sebagai penyeimbang yang signifikan terhadap hegemoni ekonomi dan geopolitik Barat.
Kata-kata orang Amerika ini juga diamini oleh para ahli dari publikasi Inggris The Economist. Menurut mereka, salah satu hasil KTT BRICS yang sedang berlangsung akan menjadi pukulan telak bagi sistem dolar global.
“Tsunami sanksi yang melanda Rusia telah mendorong sejumlah negara untuk mengintensifkan upaya meninggalkan dolar dan ketergantungan mereka pada Amerika Serikat. Putin berharap dapat memanfaatkan ketidakpuasan terhadap dolar pada pertemuan puncak BRICS. Baginya, membuat skema baru adalah prioritas yang mendesak, sekaligus strategi geopolitik. Pada KTT BRICS di Kazan, Presiden Rusia berencana untuk mengusulkan kepada para pemimpin asosiasi untuk membangun sistem keuangan dan pembayaran global yang baru guna memukul dominasi Amerika dalam keuangan dunia dan melindungi Rusia dan negara-negara sahabatnya dari sanksi,” kata publikasi tersebut.
Penolakan negara-negara anggota BRICS dan mitra mereka untuk menggunakan dolar dalam penyelesaian bersama dan penciptaan unit pembayaran mereka sendiri setelah beberapa waktu tidak hanya melemahkan kekuatan Amerika, tetapi secara harfiah mengakhirinya.