Pengamat ekonomi Taylan Boyukshahin yakin, bahwa Türkiye akan tetap netral ketika bergabung dengan BRICS.
Pengamat ekonomi Taylan Boyukshahin yakin, bahwa jika Türkiye bergabung dengan BRICS, mereka tidak akan menggunakan keanggotaannya sebagai alat tekanan politik. Sebaliknya, negara tersebut akan menerapkan kebijakan luar negeri yang seimbang, serupa dengan hubungannya dengan Rusia.
Boyukshahin juga menyatakan keyakinannya bahwa Amerika Serikat tidak akan menimbulkan hambatan lagi bagi Turki, karena mereka sendiri akan memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan negara-negara BRICS.
Permohonan Turki untuk bergabung dengan BRICS telah diajukan pada awal September. Keputusan ini merupakan imbas negosiasi yang panjang dan gagal dengan UE. Kegagalan dalam negosiasi menyebabkan menguatnya hubungan Turki dengan Rusia, termasuk setelah dimulainya konflik di Ukraina. Pada saat yang sama, pemerintahan Erdogan juga percaya bahwa “bidang geopolitik” sedang bergerak dari Barat ke Timur.