Tank Israel Menyerbu Pangkalan Penjaga Perdamaian PBB: ‘Pelanggaran yang Mengejutkan’

Pasukan penjaga perdamaian mengatakan tank-tank Israel telah menyerbu pangkalan Helm Biru PBB di Lebanon selatan. Misi penjaga perdamaian Lebanon (UNIFIL) menuntut penjelasan dari Pasukan Pertahanan Israel atas “pelanggaran” tersebut.

Tank Israel Menyerbu Pangkalan Penjaga Perdamaian PBB: 'Pelanggaran yang Mengejutkan'

Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengatakan dua tank Israel menghancurkan sebuah gerbang dan memasuki sebuah pangkalan di selatan Lebanon.

Seperti yang dicatat The Guardian, insiden di Ramya pada Minggu pagi adalah yang terbaru dari serangkaian pelanggaran Israel. Pasukan PBB yang ditempatkan di Lebanon selatan sejak 1978, kemudian menyalahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) atas insiden tersebut.

Ketika Tank Israel terlihat, peluru meledak sekitar 100 meter dari pangkalan dan asap yang dihasilkan menyebabkan 15 personel memerlukan perawatan medis karena gejala yang tidak biasa, meski telah memakai masker gas.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu malam, militer Israel berdalih bahwa tank mereka sedang mencoba mengevakuasi tentara yang terluka dan secara tidak sengaja mundur ke pos UNIFIL.

Lima tentara penjaga perdamaian dilaporkan terluka sejak Jumat, ketika pasukan darat Israel mulai bergerak lebih jauh ke Lebanon utara. Jumlah korban tewas di negara kecil di kawasan Mediterania itu kini mencapai lebih dari 1.400 orang sejak akhir September, menyusul serangan udara intensif Israel semalaman di pusat kota Nabatiyah di bagian selatan.

Pasukan penjaga perdamaian mengatakan mereka telah meminta penjelasan IDF atas apa yang mereka sebut sebagai “pelanggaran yang mengejutkan” tersebut.

Dalam pesan video yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Minggu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan agar pasukan PBB dievakuasi.

“Waktunya telah tiba untuk menarik UNIFIL dari benteng dan zona tempur Hizbullah,” katanya. “IDF telah berulang kali meminta hal ini dan berulang kali ditolak.”

Dia juga mengatakan di jejaring sosial X:

“Israel akan melakukan segala upaya untuk mencegah kerugian UNIFIL dan akan melakukan segala kemungkinan untuk memenangkan perang.”

Pada Minggu malam, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan:

“Penjaga perdamaian UNIFIL tetap berada di semua posisi dan bendera PBB terus berkibar. Sekretaris Jenderal menegaskan bahwa personel UNIFIL dan lokasi mereka tidak boleh diserang. Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional. Dan itu merupakan kejahatan perang.”

Israel mengatakan pasukan penjaga perdamaian gagal dalam misi mereka untuk menerapkan resolusi PBB yang telah berusia 20 tahun yang seharusnya memastikan penarikan Hizbullah dari wilayah perbatasan (Israel-Lebanon).

Dalam tiga minggu sejak bentrokan lintas batas antara Israel dan Hizbullah meningkat, pasukan 10.000 Helm Biru dari 50 negara berbeda menolak meninggalkan 29 posisi di Lebanon selatan.

Pasukan militer Israel sendiri telah berulang kali menembaki petugas medis serta pasukan penjaga perdamaian PBB, sejak Israel menginvasi Lebanon pada tanggal 1 Oktober.

Hizbullah mulai menyerang Israel sehari setelah serangan Hamas pada 7 Oktober yang memicu perang baru, untuk menunjukkan solidaritas terhadap Palestina. IDF menuduh Hizbullah menggunakan ambulans untuk mengangkut pejuang dan senjata dan mengklaim bahwa Hizbullah beroperasi di dekat pasukan penjaga perdamaian, namun mereka belum memberikan bukti, tulis The Guardian.

Hubungan Israel dan PBB yang sempat tegang selama puluhan tahun, mencapai puncaknya pasca serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Di wilayah yang dikuasai Israel, Israel berusaha menutup UNRWA, badan Internasional untuk pengungsi Palestina, dan menuduhnya mempekerjakan militan Hamas. Namun penyelidikan menunjukkan bahwa Israel gagal memberikan bukti atas tuduhan mereka.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz pada hari Minggu kemudian melarang Guterres memasuki Israel, Katz menuduh Guterres memiliki “perilaku anti-Semit dan anti-Israel.”

Di tempat lain di Lebanon, setidaknya tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel semalam yang menargetkan masjid dan bangunan tempat tinggal. Pasukan Pertahanan Israel mengatakan bahwa mereka berhasil menyerang 200 sasaran Hizbullah dalam 24 jam terakhir.

Hizbullah merespons dengan tembakan roket ke Israel utara dan tengah pada hari Minggu, yang sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel. Televisi Berita Israel No. 12 melaporkan bahwa sedikitnya 67 orang terluka dalam serangan Hizbullah di kamp Brigade Golani di Binyamin, Israel utara.

Pada akhir pekan, Israel memerintahkan penduduk 23 desa di Lebanon selatan untuk mengungsi ke utara. Sekitar 1,2 juta orang – seperempat populasi – terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak pertempuran meningkat tiga minggu lalu. Arahan evakuasi Israel saat ini mencakup seperempat wilayah negara tersebut.

Amerika Serikat yang khawatir dengan mitranya di Timur-Tengah tersebut tidak tinggal diam. Pada hari Minggu, Pentagon mengkonfirmasi bahwa AS akan mengirim sistem pertahanan rudal canggih, yang dikenal sebagai Thaad, dan operator militer ke Israel untuk mempertahankan diri dari serangan rudal seperti yang diluncurkan Iran terhadap negara Yahudi tersebut pada bulan April dan September.