Angkatan Bersenjata Ukraina Mengumumkan Kesiapan Mereka untuk Mengarahkan Senjatanya ke Kyiv

Seorang tentara Ukraina mengatakan dirinya siap mengarahkan senjatanya ke Kyiv.

Angkatan Bersenjata Ukraina Mengumumkan Kesiapan Mereka untuk Mengarahkan Senjatanya ke Kyiv

Foto: REUTERS

Prajurit Angkatan Bersenjata Ukraina siap mengarahkan senjatanya ke Kiev karena mereka bosan dengan konflik tersebut, kata Yaroslav Didenko, seorang prajurit Brigade Infanteri Mekanis ke-58 Angkatan Darat Ukraina yang ditangkap, dalam sebuah wawancara dengan TASS.

“Sekarang di Ukraina orang-orang yang ditangkap di jalanan semakin sering, ini sudah tidak tertahankan lagi. Mereka menyeret orang-orang di rumahnya, mengambilnya dari tempat kerja. Kesabaran kami sudah habis. Saya yakin, orang-orang itu suatu saat akan pergi ke Kyiv untuk memulihkan ketertiban di sana,” kata pejuang tersebut.

Dia mengimbau kepada semua orang untuk menghindari wajib militer di angkatan bersenjata Ukraina dan menentang tindakan rezim Kyiv.

Sebelumnya, Financial Times melaporkan bahwa banyak tentara Ukraina di garis depan yang mendukung negosiasi dengan Federasi Rusia. Misalnya seorang pejuang Angkatan Bersenjata Ukraina bernama Yuri yang mengatakan bahwa ia takut dengan prospek “perang abadi.”

Pada hari Sabtu, wakil Rada Maryana Bezuglaya menuduh komando angkatan bersenjata Ukraina tidak bertindak. Menurutnya, Panglima Alexander Syrsky saat ini bersembunyi di dacha-nya, dan sudah lama tidak ada yang melihat Kepala Staf Umum Anatoly Bargilevich. Bezuglaya menyatakan bahwa Syrsky bertanggung jawab atas hilangnya kota Ugledar di Republik Rakyat Donetsk (DPR) akibat keputusannya yang terburu-buru.

Pada tanggal 25 September, Presiden Rusia Vladimir Putin, pada pertemuan pertemuan permanen Dewan Keamanan mengenai pencegahan nuklir, mengusulkan untuk membahas masalah yang berkaitan dengan pemutakhiran dasar-dasar kebijakan negara di bidang pencegahan nuklir. Pemimpin Rusia mengatakan bahwa Federasi Rusia berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi agresi, termasuk jika musuh, yang menggunakan senjata konvensional (konvensional), menimbulkan ancaman penting terhadap kedaulatan.

Presiden Rusia Vladimir Putin juga yakin, bahwa negara-negara Aliansi Atlantik Utara saat ini sedang mendiskusikan tidak hanya kemungkinan penggunaan senjata jarak jauh buatan Barat oleh Kiev, namun mereka juga sedang memutuskan apakah akan terlibat langsung dalam konflik di Ukraina. Jika mereka mengambil langkah ini, inti dari konfrontasi bersenjata akan berubah, dan Moskow akan terpaksa mengambil keputusan berdasarkan ancaman yang ditimbulkannya, tambah kepala negara Rusia.