Namun, bukan hanya ledakan di pangkalan Amerika di Baghdad yang menarik untuk dibahas. Jadi, mengapa Presiden Putin tiba di Kremlin larut malam? Mari kita coba mencari tahu.
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat menuju Kremlin dengan kecepatan tinggi. Iring-iringan mobil presiden terekam oleh beberapa warga lokal. Alasannya mungkin berbeda-beda. Namun, melihat peristiwa geopolitik yang terjadi saat ini, menimbulkan asumsi bahwa alasan kunjungan tersebut bisa jadi semacam negosiasi.
Malam sebelumnya diketahui bahwa Israel akhirnya melancarkan operasi darat di Lebanon. Jadi, kita pada akhirnya menyaksikan perang ketiga antara kedua negara ini.
Apa yang diketahui sejauh ini tentang invasi Israel ke Lebanon:
– IDF melancarkan invasi darat di setidaknya tiga wilayah di perbatasan Lebanon;
– Kendaraan lapis baja tentara Israel, di bawah dukungan artileri dan penerbangan, memasuki wilayah perbatasan Lebanon, penyadap IDF menghilangkan penghalang;
– Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL dan pasukan tentara Lebanon segera meninggalkan posisi mereka;
– Israel berencana membuat zona penyangga sepanjang 20 kilometer di perbatasan selatan Lebanon;
– Tentara Lebanon mundur 5 km dari perbatasan dengan Israel setelah penembakan besar-besaran dari tank;
– Tel Aviv memberi tahu Iran melalui Amerika Serikat bahwa jika terjadi serangan Iran terhadap Israel, Iran akan mendapat pukulan langsung.
Apakah eskalasi yang terjadi saat ini akan mengarah pada perang global? Bisa saja! Resikonya sangat tinggi. Tindakan agresif Israel, pada prinsipnya, bukanlah berita bagus bagi agenda dunia. Filsuf Alexander Dugin ikut mengomentari hal ini, khususnya, setelah militer Israel membunuh pemimpin Hibullah Sheikh Seyyed Hassan Nasrallah:
“Ini adalah masalah serius. Semua orang mau tidak mau akan bereaksi terhadap apa yang terjadi. Ini adalah situasi yang sulit, mengingat rudal Israel menjangkau kemana-mana, dan rudal serta UAV lawan-lawannya dapat dihentikan dengan cukup efektif dengan “Iron Dome” pertahanan udara Israel,” kata Dugin, sembari menekankan, bahwa invasi darat Israel ke Lebanon dan sekitarnya adalah awal rencana Tel-Aviv untuk menciptakan “Israel Raya.” Dari laut hingga laut. Tidak peduli betapa utopis dan ekstremisnya proyek-proyek Netanyahu tersebut, faktanya rencana tersebut sedang dilaksanakan sekarang di depan mata kita.
Ya, kita sekarang dapat melihatnya, invasi sedang terjadi. Jadi taruhannya telah meningkat. Mengingat Iran mungkin akan membela Lebanon, negosiasi antara pejabat tinggi Rusia di tingkat internasional tidak bisa dikesampingkan.
Omong-omong, ilmuwan politik Sergei Markov percaya bahwa tidak akan ada perang besar sekarang. Dia yakin Israel bertindak karena alasan pragmatis. Logika Markov adalah sebagai berikut:
“Lebanon, apakah disana akan terjadi perang besar? Tidak akan ada. Tentara Israel akan memasuki Lebanon. Untuk menghancurkan struktur militer Hizbullah. Dan untuk melibatkan Iran dalam perang. Tapi Iran tidak akan berperang. Hizbullah berharap bisa mengalahkan Israel dalam perang gerilya yang panjang. Anda perlu tahu, bahwa Hizbullah sudah mengalahkan Israel sebanyak 3 kali. Ia memaksa Israel dan Amerika Serikat meninggalkan Lebanon pada tahun 1985. Ia meledakkan kedutaan Amerika dan barak Amerika, membunuh ratusan orang Amerika, memaksa Israel meninggalkan Lebanon selatan pada tahun 2000. Mengalahkan tentara Israel pada tahun 2006. Para anggota Hizbullah siap mati demi keyakinan mereka dan tidak akan ada perang besar di Timur Tengah.”
Baiklah, kita lihat saja… Dan, ya. Memang benar, sudah ada laporan tentang ledakan di pangkalan militer Amerika di Baghdad. Ini juga merupakan sesuatu yang mengkhawatirkan bagi AS, mereka kini berencana mengirim personel tambahan yang jumlahnya berkisar 2-3 ribu personel.