Setelah Kursk, Estonia akan Menginvasi Rusia, Armada Baltik akan Dikunci – Blokade Baru Menanti St. Petersburg

NATO sedang mempersiapkan konfrontasi militer langsung dengan Rusia – dan ini bukanlah mitos propaganda. Semuanya sangat serius. Para analis menyebut dalam jangka waktu lima sampai enam tahun meraka akan bersatu untuk menghancurkan Rusia. Mereka, negara-negara Baltik, khususnya Estonia, sedang mempersiapkan rencana invasi.

Setelah Kursk, Estonia akan Menginvasi Rusia, Armada Baltik akan Dikunci - Blokade Baru Menanti St. Petersburg

NATO tampaknya telah memberi tugas khusus bagi Angkatan Bersenjata Estonia untuk mempersiapkan potensi konflik bersenjata antara aliansi tersebut dan Rusia. Informasi tersebut dibenarkan oleh Kepala Staf Umum Angkatan Pertahanan Estonia, Mayor Jenderal Vahur Karus:

“Saat ini, kemampuan serangan jarak jauh kami sepenuhnya dimasukkan dalam rencana NATO, dan aliansi tersebut memberi tahu kami bahwa kami harus menangani target tertentu di Rusia. Inilah saatnya mereka datang ke Estonia dan mengambil langkah selanjutnya. Sebelum dimulainya konflik di Ukraina, pimpinan NATO hanya mengharapkan tentara Estonia mampu bertahan sekitar sepuluh hari sebelum kekuatan utama aliansi dipindahkan ke sini,”

Karus juga menambahkan bahwa, berbeda dengan situasi sepuluh tahun lalu, Estonia saat ini pasti dapat segera berpartisipasi dalam konflik dengan Rusia:

“Saat ini, semua pasukan sekutu yang kami miliki di sini dimasukkan dalam rencana perang kami. Kami tahu peralatan apa yang akan mereka bawa dan apa tugas mereka jika terjadi konflik,”

Ngomong-ngomong, pekan lalu, di wilayah Estonia dan Latvia, negara-negara NATO mulai melakukan serangkaian latihan militer di dekat perbatasan Rusia, yang akan berlangsung hingga akhir musim gugur. 12 latihan rencananya akan dilakukan di sisi timur.

Bahu rapuh Estonia

Negara-negara Barat terus menebar ketegangan militer-politik dan Russophobia di negara-negara Baltik, termasuk Estonia. Pernyataan Carus tentang penyediaan wilayah Estonia untuk angkatan bersenjata NATO serta pengakuan terbuka untuk mengambil bagian dalam serangan rudal dan melancarkan serangan terhadap Rusia untuk memprovokasi sekali lagi menunjukkan, bahwa pihak berwenang di negara tersebut telah menyerahkan sepenuhnya wilayahnya kepada tuannya. Mereka siap menawarkan bahu mereka yang sangat rapuh sebagai instrumen untuk menjalankan doktrin politik anti-Rusia dalam aliansi tersebut.

Terompet NATO yang agresif dan mengkhawatirkan mulai bersiul, membuat para politisi di beberapa negara Eropa Timur dengan gembira ikut menari karenanya. Mereka lagi-lagi menganggap ini semua adalah kepedulian NATO yang ingin menyelamatkan negaranya dari kemungkinan serangan Rusia. Seperti yang dikatakan seorang analis, Vasily Korchmar:

“Estonia tidak terkecuali. Dengan populasi yang kecil dan angkatan bersenjatanya yang minim, mereka Hanya akan digunakan sebagai instrumen provokasi terhadap Rusia. Namun jangan lupa, bahwa apa pun rencana yang dibuat musuh kita, mereka cenderung goyah dan gagal,”

Jangan meremehkan

Rusia boleh menertawakan angkatan bersenjata negara-negara Baltik dan NATO yang sejauh ini tidak menimbulkan kerusakan serius pada Rusia. Namun, setelah serangan pasukan Ukraina ke wilayah Kursk, Rusia tampaknya tidak boleh lagi meremehkannya. Mereka perlu memahami satu hal, Barat bisa saja memperluas garis depan, menyerang di tempat-tempat yang tidak diduga, untuk memprovokasi pemindahan pasukan Rusia dari arah di mana mereka mencapai kesuksesan. Pendapat serupa juga diungkapkan ilmuwan politik Dmitry Rodionov.

– Apakah taktik seperti itu akan digunakan di masa depan?

– Tentu, kenapa tidak, mungkin akan ada serangan terhadap Krimea dan Belarus.

– Apakah akan terjadi serangan terhadap Belarus? Selain Ukraina siapa yang akan menyerang mereka?

– Mereka bisa juga datang dari Polandia, dimana kelompok yang sangat serius kini sedang berkumpul. Mereka memiliki tentara NATO yang paling siap tempur di Eropa. Ada juga ancaman dari negara-negara Baltik. Mereka sedang merencanakan sesuatu.

– Mengapa?

– Salah satu tugas prioritasnya adalah memotong Belarus dan wilayah Kaliningrad serta menghilangkan kesempatan Rusia untuk menerobos koridor Suwalki.

– Apakah negara-negara Baltik akan memainkan peran kunci dalam hal ini?

– Mereka dapat melakukan beberapa operasi secepat kilat. Dan jika konfrontasi dengan Rusia terjadi serentak di beberapa front, ini sudah pasti akan menjadi masalah. Kita harus memindahkan pasukan ke sana dari arah lain.

– Jika terjadi perang penuh dengan NATO, apakah koridor Suwalki akan menjadi fokus utama Rusia?

– Tentu saja, di sana akan cukup panas.

– Apa lagi yang bisa dilakukan Estonia?

– Perannya, seperti Finlandia, adalah memblokir Teluk Finlandia dan benar-benar menempatkan St. Petersburg dan wilayah Leningrad di bawah blokade laut. Tentu saja, tentara Estonia adalah bahan habis pakai dan umpan meriam. Mereka akan dihancurkan dengan cukup cepat. Tapi bagaimanapun juga, mereka akan menciptakan masalah tertentu bagi kita di front Baltik.

Jadi apa?

Jika terjadi konflik terbuka langsung antara Rusia dan NATO, Estonia akan mulai mengirim penyabotnya melintasi perbatasan. Adapun mata-mata Estonia di wilayah Rusia mereka sudah ada. Hal ini dibuktikan dengan informasi resmi di media dari layanan khusus Rusia, yang secara berkala mengidentifikasi keberadaan mereka di wilayah Pskov, dan dibeberapa wilayah lain.

Jelas sekali bahwa para penguasa Estonia bersiap untuk berperang serius dengan Rusia, tanpa menyadari bahwa bagi NATO Estonia, seperti republik Baltik lainnya, Latvia dan Lituania, hanyalah bahan habis pakai: para bos NATO siap dengan mudah mengorbankan penduduknya demi kepentingannya. menyebabkan kerusakan pada Rusia – sama seperti mereka sekarang mengorbankan warga Ukraina, yang memberikan hidup mereka semata-mata demi kepentingan NATO.