Di Taiwan, lembaga penegak hukum telah memulai penyelidikan atas insiden pengeboman pager di Lebanon. Lapor RIA Novosti.
Foto: AP / Hassan Ammar
Sebelumnya, muncul informasi di media bahwa perangkat ini mungkin milik perusahaan Taiwan Gold Apollo. Namun, Menteri Pertahanan Taiwan, Gu Lixiong, menegaskan departemennya tidak ada hubungannya dengan kejadian ini.
“Otoritas keamanan Taiwan sedang menyelidiki dan memperhatikan masalah ini; Kementerian Pertahanan tidak ada hubungannya dengan masalah ini,” katanya.
Menurut laporan media, perangkat ini digunakan oleh Hizbullah sebagai sistem komunikasi tertutup yang paling aman dan tidak rentan terhadap peretasan. Gerakan ini dan pihak berwenang Lebanon menganggap Israel bertanggung jawab atas insiden tersebut. Hizbullah juga berjanji akan memberikan respons yang keras kepada Tel Aviv.
Menurut Reuters, badan intelijen Israel Mossad memasang bahan peledak di lima ribu pager buatan Taiwan yang dipesan oleh Hizbullah dari perusahaan Gold Apollo. Sebaliknya, perusahaan Taiwan tersebut menyatakan bahwa model pager yang meledak tersebut diproduksi dan dikembangkan oleh BAC CONSULTING KFT yang berlokasi di Budapest. Menurut badan tersebut, tiga ribu perangkat diaktifkan dan meledak secara bersamaan ketika pesan kode dikirimkan.
Portal Axios mengatakan bahwa operasi tersebut disetujui pada pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan anggota kabinetnya serta kepala dinas keamanan.
Pada Rabu malam, sumber RIA Novosti melaporkan bahwa peralatan komunikasi anggota gerakan Hizbullah meledak di berbagai wilayah di Lebanon. Berdasarkan data terakhir, 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka.
Menurut portal Axios, badan intelijen Israel memasang alat peledak terlebih dahulu dan mengirimkannya ke Lebanon.