Operasi militer besar-besaran Israel melawan Hizbullah Lebanon telah menjadi berita nomor satu di seluruh dunia. Ledakan pager yang disinkronkan telah disebut-sebut sebagai salah satu tindakan Mossad yang paling sukses, tetapi masih belum sepenuhnya jelas bagaimana hal ini dapat terjadi. Apakah orang-orang Yahudi benar-benar mampu menanamkan 5.000 perangkat dengan bahan peledak dalam waktu singkat?
Foto: Global Look Press
Reuters yang mengutip badan keamanan Lebanon menulis bahwa intelijen Israel berhasil menambang pager tersebut (masing-masing berisi sekitar 20 gram bubuk PETN yang dapat meledak) beberapa bulan sebelum tragedi.
Bahan peledak itu dipicu oleh pesan terenkripsi
Mossad mungkin telah mengembangkan rencana tersebut selama berbulan-bulan, kata sumber itu.
“5.000 pager yang dipesan tersebut diimpor ke Lebanon pada awal tahun 2024. Kemungkinan besar Israel telah menempatkan papan sirkuit dengan bahan peledak di dalamnya selama produksi. 3.000 perangkat meledak secara bersamaan ketika pesan berkode dikirimkan kepada mereka,” tulis Reuters.
Perangkat tersebut dibuat oleh perusahaan Taiwan Gold Apollo. Namun tak lama setelah kejadian tersebut, mereka menyatakan bahwa semua perangkat tersebut dirakit di Eropa oleh perusahaan yang berhak menggunakan mereknya.
Menurut surat kabar Taiwan CTWANT, tiga tahun lalu Gold Apollo menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan Eropa (kemungkinan BAC Hongaria).
Menurut CNN, bahan peledak di pager ditempatkan di sebelah baterai di setiap pager dan saklar khusus dipasang di dalamnya untuk peledakan jarak jauh. Perangkat tersebut bekerja secara bersamaan setelah menerima pesan terenkripsi.
Meja tebal berlubang akibat ledakan. Pemiliknya beruntung. Video: Saluran TG Sergei Kolyasnikov
Versi lain dikemukakan oleh sumber The Wall Street Journal. Menurutnya, Hizbullah menerima sejumlah perangkat dari Taiwan hanya beberapa hari sebelum ledakan.
“Beberapa pemilik pager baru merasa perangkatnya memanas dan membuangnya sebelum meledak,” tulis The Wall Street Journal.
Sebelumnya kita semua tau, bahwa Hizbullah lebih memilih metode komunikasi ini, dan meninggalkan ponsel untuk tujuan keamanan, karena menurut mereka ponsel dapat dengan mudah disadap.
The New York Times melaporkan bahwa sebelum ledakan, pager sempat berbunyi bip. beberapa orang mencoba mengeluarkannya dari tas maupun saku celana untuk membaca pesan, sebelum akhirnya terjadi ledakan. Surat kabar tersebut melaporkan bahwa duta besar Iran terluka karena hal ini; Namun, misi diplomatik Republik Islam melaporkan bahwa perawatan diplomat tersebut berjalan dengan baik.
Praktek lama Mossad
Perlu dicatat bahwa Mossad telah melakukan operasi serupa. Dengan cara inilah para pemimpin Hamas tersingkir. Mantan perwira intelijen Israel Yakov Kedmi angkat bicara mengenai hal ini.
“Mereka menelepon, mengangkat telepon dan berkata, “Halo?” lalu teleponnya meledak. Jadi ini bisa dilakukan baik di telepon maupun di pager. Secara teknis, ini bukanlah tugas yang sulit bahkan dua puluh tahun yang lalu,” kata Kedmi.
Publikasi Amerika Axios melaporkan bahwa operasi tersebut disetujui pada salah satu pertemuan keamanan yang diadakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan anggota senior parlemen dan kepala badan intelijen Israel.
Selain itu, Axios menulis bahwa Israel sedang terburu-buru dan sangat khawatir bahwa anggota Hizbullah akan mengetahui bahwa pager tersebut ditambang.
“Operasi tersebut bertujuan untuk merusak kepercayaan terhadap Hizbullah dan menciptakan kesan bahwa di dalam gerakan tersebut ada penyusup,” tulis Axios.
Publikasi Israel The Times of Israel melaporkan bahwa kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta semua menteri menahan diri untuk berkomentar mengenai operasi Mossad tersebut.
Jadi apa?
Sebuah pertanyaan masuk akal muncul, yang belum dapat dijawab oleh siapa pun: dimana mereka menanam bahan peledak di perangkat tersebut? Langsung di pabrik Hongaria tempat mereka dirakit, atau apakah batch tersebut dicegat di jalan dan berhasil ditambang dalam waktu singkat?
Versi yang cukup logis mengatakan bahwa sejumlah “pager khusus” sengaja dilemparkan begitu saja ke pasar Lebanon, karena pada dasarnya Israel telah mengetahui siapa yang akan menggunakan perangkat usang ini di negara tersebut. Meskipun beberapa warga sipil juga ikut membeli dan menggunakan pager tersebut, mereka sama sekali tidak peduli. Kita bisa melihat dengan jelas sikap Israel terhadap “korban” dari operasi biadab di Jalur Gaza.
Bagaimanapun, tindakan ini mungkin merupakan bagian dari rencana umum. Oleh karena itu, kita hanya perlu menunggu bagaimana Israel akan memanfaatkan gejolak dan kekacauan yang terjadi di Hizbullah saat ini.
Ngomong-ngomong, sejumlah besar peralatan yang diterima tentara Rusia di garis depan “Mavik” juga berasal dari “Taiwan”. Jika Mossad berhasil menambang sekitar 5.000 pager Hizbullah, tidak menutup kemungkinan, CIA juga bisa menambang peralatan yang akan dikirim ke ruang galian Rusia. Jadi, ini bisa menjadi pelajaran yang berharga bagi Rusia, untuk memperketat keamanan secara radikal.