Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa akibat ledakan besar-besaran pager secara bersamaan sekitar pukul 15:40 pada tanggal 17 September, lebih dari 4 ribu orang terluka di seluruh negeri, dan 11 orang meninggal. Rekaman ledakan pager pun beredar, yang menunjukkan orang-orang mengalami luka di lengan dan perut di area saku celana. Akibat tragedi ini, departemen terkait meminta institusi medis seluruh Lebanon untuk meningkatkan kesiapannya. Selain itu, pihak berwenang juga telah menyarankan warga Lebanon untuk menjauhi komunikasi jarak jauh.
setelah menganalisis informasi awal, Menteri Penerangan Lebanon Ziad Makari mengatakan bahwa pihak berwenang menganggap insiden tersebut sebagai agresi Israel, yang “pasti akan ditanggapi dengan serius.” Menteri tersebut juga telah meminta PBB untuk “mengadili mereka yang bertanggung jawab.” Namun, Kantor Sekretaris Jenderal PBB sejauh ini hanya menanggapinya dengan menyatakan keprihatinan dan mengutuk kematian warga sipil.
Akibat serangan melalui pager atau perangkat radio terebut, ratusan anggota gerakan paramiliter Syiah Hizbullah dan mereka yang menggunakannya terluka, lapor Reuters dan Al Jazeera.
Banyak pengamat berpendapat bahwa kemungkinan besar ini adalah serangan siber, dan itu adalah “pelanggaran keamanan terbesar” sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023. Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrullah diketahui tidak terluka dalam ledakan pager tersebut.
Duta Besar Iran untuk Lebanon Mojtaba Amani adalah salah satu dari mereka yang terluka dalam ledakan pager tersebut, Seperti yang diberitakan oleh kantor resmi IRNA, Amani. Ada juga laporan di media tentang ledakan perangkat di dekat Damaskus di Suriah.
Menurut Associated Press, baterai lithium di pager, yang dilengkapi dengan model baru yang digunakan oleh Hizbullah, dapat meledak. Jika terlalu panas, baterai ini bisa berasap, meleleh, atau bahkan terbakar. Suhu pembakarannya bisa mencapai 590 derajat Celcius. Pada awalnya, beberapa versi penyebab ledakan mencuat, misalnya media Iran yang mengatakan bahwa ledakan diakibatkan dari serangan dunia maya.
Izinkan kami memberitahu anda, bahwa pada bulan Februari 2024, pimpinan gerakan tersebut menyarankan anggotanya untuk tidak menggunakan ponsel, karena melalui ponsel Israel dapat melacak lokasi anggota organisasi tersebut dan melakukan serangan yang ditargetkan.
Axios mengatakan bahwa menjelang ledakan besar-besaran pager, utusan khusus AS untuk Lebanon, Amos Hochstein, telah memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak melancarkan perang skala besar melawan Beirut.
Selama setahun terakhir, Israel telah meningkatkan pertaruhannya lebih dari satu kali dalam upaya untuk memberikan tekanan pada Hizbullah dan memaksanya untuk meninggalkan dukungannya terhadap Palestina. Dan, melihat situasinya saat ini, tampaknya ini akan menjadi puncak memanasnya hubungan antara keduanya seperti yang dikatakan Yuri Lyamin, ahli di Pusat Analisis Strategi dan Teknologi. Pakar tersebut yakin, bahwa apa yang terjadi di Lebanon bisa menjadi peringatan terakhir dan bagian dari persiapan operasi militer besar-besaran jika Hizbullah tidak mundur.
Secara teknis, ledakan simultan itu sendiri dapat diatur melalui jaringan yang terhubung dengan pager tersebut, kata Lyamin. Dia percaya bahwa pesan kunci mungkin telah dikirim ke pager korban, dan menyebabkan perangkat itu meledak.
“Saya pikir ledakan tersebut bukan disebabkan oleh kelebihan baterai, seperti yang dikatakan beberapa orang. Kumpulan pager ini tampaknya telah berisi alat peledak mini, yang mungkin berada di dalam cangkang baterai. Tapi ini hanya dugaan,” kata Lyamin.
Kepala badan analisis Content Review, Sergei Polovnikov, mengatakan bahwa Perangkat yang berisi bahan peledak dapat diledakkan sewaktu-waktu. Dan yang harus dilakukan mereka berikutnya adalah “membeli pager” di perusahaan lainnya yang lebih terpercaya, kata Polovnikov. “Jangan khawatir, ponsel Anda tidak akan meledak,” tambahnya.