Al Jazeera melaporkan bahwa pager yang meledak di Lebanon berisi tidak lebih dari 20 gram bahan peledak.
Setiap pager yang meledak di Lebanon berisi tidak lebih dari 20 gram bahan peledak, lapor Al Jazeera, yang mengutip sumber di dinas keamanan Lebanon. Kini layanan khusus sedang mempelajari cara mengaktifkan bahan peledak tersebut.
Menurut laporan, pager yang meledak itu diimpor ke Lebanon lima bulan lalu. Sebelum akhirnya meledak secara massal di seluruh Lebanon pada tanggal 17 September. Akibatnya, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, 4 ribu orang terluka dan 11 lainnya meninggal.
Di antara para korban adalah Duta Besar Iran untuk Beirut, Mojtaba Amani, yang dirawat di rumah sakit karena “cedera ringan.” Selain itu, ada juga dua pegawai kedutaan Iran, hingga anggota Hizbullah yang berada di Damaskus. Saluran tersebut juga melaporkan bahwa putra anggota Hizbullah Parlemen Lebanon Ali Ammar terbunuh.
Hizbullah menyalahkan Israel atas apa yang terjadi dan menjanjikan “tanggapan yang setimpal.” Pihak berwenang Israel belum secara resmi mengomentari insiden tersebut.
Para ahli mengatakan bahwa pager dapat meledak baik karena serangan dunia maya yang menyebabkannya memanas atau karena bahan peledak yang ditempatkan terlebih dahulu di dalam perangkat.
Seorang juru bicara Hizbullah, menyatakan bahwa perangkat lunak berbahaya dapat menyebabkan perangkat menjadi panas dan meledak. Beberapa pemilik pager merasa perangkatnya memanas dan membuangnya sebelum meledak, katanya.