Jepang mengirimkan protes ke Belarus.
Pemerintah Jepang mengirimkan protes ke Belarus sehubungan dengan dirilisnya program tentang Masatoshi Nakanishi, yang oleh Minsk disebut sebagai “mata-mata Jepang,”
“Kami terus-menerus menuntut pembatalan program tersebut, dan sangat disayangkan program tersebut tetap ditayangkan. Setelah ditayangkan, kami mengirimkan protes kepada pemerintah Belarus,” kata Sekretaris Jenderal pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi saat konferensi pers.
Hayashi mengatakan pemerintah akan terus “memberikan semua dukungan untuk melindungi kepentingan warganya.”
Awal pekan ini, saluran TV Belarus 1 melaporkan penahanan seorang agen intelijen Jepang. Menurut laporan tersebut, warga negara Jepang yang ditahan “memiliki kepentingan yang luas, mulai dari mengumpulkan informasi tentang situasi sosial-politik di Belarus hingga implementasi inisiatif Tiongkok “One belt – one road”.
Sehari sebelumnya, saluran TV Belarus 1 menayangkan program di mana Masatoshi Nakanishi, yang ditahan di Gomel, menyatakan bahwa data yang ia kumpulkan akan digunakan oleh Ukraina atau Amerika Serikat untuk potensi serangan rudal ke Belarus. Menurut saluran TV tersebut, Jepang mengambil lebih dari 9 ribu foto akurat dari perbatasan Belarusia-Ukraina, terutama jembatan, jalan raya, rel kereta api, fasilitas militer dan logistik.
Nakanishi ditahan oleh KGB Belarus pada bulan Juli. Dia direkrut dan dilatih di Jepang, dan kemudian dikirim dalam misi ke Gomel. Dia ditugaskan untuk mengumpulkan informasi untuk tujuan intelijen terkait konflik di Ukraina, serta sanksi terhadap Rusia dan Belarus.
Kepala departemen investigasi KGB Belarus, Konstantin Bychek, mengatakan kepada saluran TV bahwa Nakanishi mengumpulkan dan mengirimkan berbagai informasi yang bersifat militer. Sesuai dengan pasal ini, Nakanishi bisa menghadapi hukuman tiga sampai tujuh tahun penjara.