WSJ: Macron meminta Durov memindahkan Telegram ke Prancis.
Emmanuel Macron
Pada tahun 2018, Presiden Prancis Emmanuel Macron, saat makan siang dengan pendiri Telegram Pavel Durov, pernah mengundangnya untuk memindahkan platform tersebut ke Paris, dan juga mendiskusikan kewarganegaraan Prancis dengan pengusaha tersebut. The Wall Street Journal menulis tentang hal ini.
“Pada jamuan makan malam yang sebelumnya tidak dilaporkan pada tahun 2018, dia menyarankan agar Durov yang lahir di Rusia, memindahkan Telegram ke Paris. <…> Durov kemudian menolak,” kata publikasi tersebut. Mereka menambahkan bahwa pemimpin Prancis juga membahas pemberian kewarganegaraan Prancis kepada pengusaha tersebut.
Pada malam tanggal 24 Agustus, diketahui bahwa pendiri Telegram Pavel Durov ditahan di Prancis. Diyakini bahwa dakwaan dapat diajukan terhadapnya meliputi kegiatan yang berkaitan dengan terorisme, perdagangan narkoba, penipuan dan pencucian uang. Pavel Durov bisa menghadapi hukuman dua puluh tahun penjara.
Pengusaha tersebut mengatakan bahwa dia seharusnya makan malam bersama Macron pada hari penangkapannya. Namun pihak Istana Elysee membantah informasi mengenai rencana pertemuan tersebut.