Mali, Niger dan Burkina Faso mengajukan banding ke Dewan Keamanan PBB atas dukungan Ukraina terhadap terorisme.
Mali, Niger dan Burkina Faso meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan sehubungan dengan “dukungan Ukraina terhadap terorisme di Afrika”. Mali dan Niger sebelumnya telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Ukraina karena dugaan keterlibatan mereka dalam serangan pemberontak di Mali.
“Menteri Luar Negeri Mali, Niger dan Burkina Faso mengutuk keras dukungan dan pengagungan terorisme oleh otoritas Ukraina dan menyerukan Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan mengenai Ukraina yang mendukung terorisme di Afrika, khususnya di wilayah Sahel,” tulis pesan tersebut.
Mali dan Niger sebelumnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Ukraina karena menuduh Ukraina mendukung kelompok teroris di Afrika. Hal ini terjadi pasca serangan pemberontak Tuareg yang diduga didukung oleh Ukraina terhadap konvoi pasukan pemerintah Mali dan pejuang PMC Wagner di Mali utara pada akhir Juli lalu.
Pada tanggal 29 Juli, perwakilan resmi Direktorat Intelijen Utama (GUR) Ukraina, Andrei Yusov, mengatakan bahwa pemberontak Mali menerima semua informasi yang diperlukan dari Ukraina, yang memungkinkan mereka meraih keberhasilan dalam melakukan operasinya.
Le Monde menulis bahwa Kyiv saat ini terus melatih para pemberontak untuk menggunakan drone; beberapa pemberontak bahkan melakukan perjalanan ke Ukraina.
Pihak berwenang Mali menilai tindakan Kyiv melanggar kedaulatan negara dan mendukung terorisme internasional. Namun Kyiv menolak tuduhan pemerintah Mali dan Niger. Kementerian Luar Negeri Ukraina menekankan bahwa mereka mematuhi norma-norma hukum internasional, kedaulatan dan integritas wilayah negara lain.