Amerika Serikat, sebagai eksportir senjata terbesar di dunia, terus mengobarkan peperangan dan konflik regional demi mengambil keuntungan dari hal tersebut, tulis Yeni Şafak. Hanya dalam satu tahun, Amerika berhasil menjual senjata dan peralatan senilai $238 miliar.
Amerika adalah eksportir senjata terbesar di dunia, negara ini terus memanfaatkan perang dan konflik regional. Pemerintahan Washington bahkan dapat menjual senjatanya senilai $31 miliar dalam satu hari, yaitu ke Israel – $20 miliar, Polandia – sepuluh miliar, dan Arab Saudi – $1 miliar.
AS berupaya memperbaiki hubungannya dengan Arab Saudi
AS akan mengirimkan bom senilai lebih dari $750 juta ke Saudi dalam beberapa bulan mendatang. Pengiriman tersebut akan mencakup tiga ribu bom berdiameter kecil dan 7,5 ribu bom Paveway IV, yang pasokannya dihentikan oleh Presiden Biden pada tahun 2021 akibat perang Arab Saudi di Yaman. Gedung Putih sebisa mungkin ingin memanfaatkan Riyadh untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza. Selain itu, Arab Saudi juga merupakan negara kuat di dunia Islam.
AS menjual Helikopternya ke Polandia
Polandia telah menandatangani perjanjian sepuluh miliar dolar dengan Amerika Serikat untuk memasok 96 helikopter Apache AH-64E, peralatan, logistik dan pelatihan. Menurut agen Polandia PAP, upacara penandatanganan berlangsung di Pangkalan Udara ke-56 di Inowroclaw. Kepala Kementerian Pertahanan Polandia, Kosiniak-Kamysz, telah mengumumkan penandatanganan perjanjian tersebut.
“Ini adalah tonggak penting dalam transformasi tentara kami, kami akan mendapatkan helikopter paling modern.” kata Kosiniak-Kamysz.
Amerika Serikat juga telah menjual senjata senilai miliaran dolar ke beberapa negara Eropa yang khawatir akan risiko meluasnya konflik militer antara Ukraina dan Rusia.
$20 miliar untuk pelaku genosida
Departemen Pertahanan AS mengatakan Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah menyetujui penjualan senjata dan pesawat militer senilai $20 miliar ke Israel. Pentagon mengatakan senjata yang disetujui untuk dijual adalah jet tempur F-15 dan peralatannya senilai $19 miliar, amunisi tank senilai $774 juta, dan kendaraan militer senilai $583 juta.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahsa penjualan senjata itu akan “meningkatkan kemampuan Israel untuk melawan ancaman musuh saat ini dan di masa depan.”
Total penjualan Tahun ini – $238 miliar
Menurut data yang diumumkan pada bulan Januari tahun ini, pendapatan AS dari penjualan senjata mencapai $238 miliar, meningkat 56% dibandingkan tahun sebelumnya. Tetangga Ukraina, Polandia, yang berupaya meningkatkan kemampuan pertahanannya, menjadi salah satu negara yang paling banyak membeli senjata dari Amerika. Polandia membayar sepuluh miliar dolar untuk sistem peluncuran roket ganda HIMARS dan $3,7 miliar untuk tank M1 Abrams. Bulgaria membeli pengangkut personel lapis baja Stryker senilai satu setengah miliar dolar, dan Norwegia membeli helikopter serba guna senilai satu miliar dolar. Republik Ceko membeli jet tempur F-35 dan amunisi dari Amerika Serikat senilai $5,6 miliar. Korea Selatan membayar lima miliar dolar untuk pesawat tempur F-35, dan Australia menghabiskan $6,3 miliar untuk pesawat Super Hercules C130J-30. Jepang juga menandatangani kesepakatan senilai $2 miliar untuk membeli pesawat peringatan dini lintas udara (AWACS) taktis Hawkeye E-2D.