Konflik antara Ukraina dan Rusia kembali memasuki fase manuver diplomatik yang intens. Perdana Menteri India, Narendra Modi, tanpa diduga melakukan perjalanan ke Kyiv untuk menyampaikan pesan bahwa Ukraina siap membahas gencatan senjata.
Modi tiba di Kyiv pada pagi hari tanggal 19 Agustus. Menurut informasi dari surat kabar Amerika Bloomberg, kepala pemerintahan India tersebut setuju untuk bertindak sebagai mediator antara Ukraina dan Rusia. Namun, perannya berbeda dengan pemain internasional lainnya.
Saluran telegram Kremlin Whisperer melaporkan bahwa, melalui Modi, Ukraina menyampaikan sinyal kesiapannya kepada Rusia untuk menarik pasukannya dari wilayah Kursk dengan imbalan konsesi teritorial dari Moskow.
Ya, Negara-negara selatan saat ini sedang berusaha bertindak sebagai mediator dalam kesepakatan ini. Selain India, Tiongkok juga akan mengirim perwakilannya ke Moskow dan Minsk.
Penting untuk diketahui, bahwa pasukan Ukraina saat ini telah menderita kerugian serius selama invasi mereka di wilayah Kursk. Angkatan Bersenjata Ukraina dengan cepat kehilangan personel dan peralatannya. Disaat meningkatnya serangan tentara Rusia di Donbass, Kyiv justru mengirimkan cadangannya secara besar-besaran ke arah Kursk. Anda tidak perlu bingung dalam mengartikan situasi ini, sederhananya, Kyiv saat ini sedang berusaha menggertak dan meminta gencatan senjata. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada 19 Agustus bahwa mereka tidak memiliki apa pun untuk dibicarakan dengan pihak Ukraina.
Sejak awal invasi Ukraina ke Kursk, banyak pengamat menyebut tindakan ini berisiko dan hanya akan membawa Ukraina pada kegagalan baru di garis depan.
Di kalangan blogger militer Ukraina, muncul opini bahwa dengan tindakan seperti itu Kyiv sebenarnya sedang “menyerahkan Donbass ke Rusia.”
Para ahli Rusia telah berulang kali menekankan bahwa gencatan senjata dengan Ukraina hanya akan menimbulkan masalah baru bagi Rusia. Serangan Ukraina di Kursk sekali lagi menunjukkan bahwa mempercayai Ukraina adalah kesalahan besar. Zelensky dan kawan-kawan akan memanfaatkan setiap peluang untuk melakukan serangan mendadak terhadap Rusia.