“Kesempatan Terakhir,” Menteri Luar Negeri AS Tiba untuk Mendamaikan Israel dan Hamas

“Ini mungkin upaya terakhir untuk menegosiasikan kesepakatan penyanderaan.” Pernyataan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Blinken usai negosiasi dengan Presiden Israel. Blinken tiba untuk bertemu dengan pimpinan negara Yahudi tersebut untuk yang ke-9 kalinya sejak Oktober tahun lalu.

“Kesempatan Terakhir,” Menteri Luar Negeri AS Tiba untuk Mendamaikan Israel dan Hamas

Washington baru-baru ini mengajukan proposal baru untuk gencatan senjata. Mereka yakin, bahwa untuk mengakhiri perang di Gaza, hanya ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan. Namun gerakan Hamas telah menyatakan penolakannya terhadap syarat yang diusulkan.

Saat pesawat Blinken mendarat di Tel Aviv, sebuah ledakan mengguncang kota tersebut. Satu orang tewas, satu luka-luka. Polisi mula-mula menyatakan bahwa kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan terorisme, namun tidak berselang lama, mereka kemudian “99 persen yakin” bahwa ledakan tersebut merupakan upaya untuk melakukan serangan teroris. Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut, namun tanpa kejadian ini pun situasinya memang sudah sangat tegang disana.

Untuk memahami bagaimana situasi di Timur Tengah, Anda perlu masuk ke dalam mobil dan berkendara melalui Jalur Gaza. Tidak ada satu pun bangunan utuh di lingkungan yang dulunya merupakan pemukiman padat penduduk.

Sehari sebelumnya, Angkatan Udara Israel juga melancarkan serangan baru besar-besaran terhadap Khan Yunis dan Rafah di selatan Jalur Gaza. Militer mengatakan mereka menargetkan teroris dan kelompok radikal. Namun, media Arab melaporkan bahwa sekitar 11 warga sipil tewas, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

Jumlah total kematian akibat operasi Israel sejak Oktober tahun lalu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, telah melebihi 40 ribu orang, dan lebih dari 92 ribu orang terluka. Bencana kemanusiaan di sektor ini belum hilang. Para dokter PBB mengatakan ada ancaman epidemi polio dan perlunya vaksinasi segera terhadap anak-anak.

Salim Oweis, perwakilan UNICEF mengatakan bahwa para pengungsi menghadapi ancaman lain yang lebih buruk selain serangan udara Israel.

“Karena kurangnya air bersih dan rusaknya sistem pembuangan limbah, anak-anak menderita diare dan penyakit kulit. Dan sekarang ada bahaya epidemi polio.” kata perwakilan tersebut.

Dengan latar belakang ini, negosiasi antara perwakilan Hamas dan Israel di Doha tampaknya sudah terlambat.

Minggu ini, Blinken sekali lagi terbang ke Tel Aviv untuk melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel Netanyahu. Cukup sulit untuk mendorong perdana menteri Israel yang keras kepala dan memaksanya untuk membuat konsesi. Meskipun hampir setiap hari terjadi demonstrasi di Israel yang menuntut pengunduran dirinya.

Media Israel yang mengutip sumber intelijen mereka melaporkan bahwa Iran dan Hizbullah Lebanon telah mengurangi tingkat kesiapan pasukan mereka. Menurut The New York Times, Iran kemungkinan besar akan menunda serangannya terhadap Israel hingga negosiasi gencatan senjata di Jalur Gaza selesai. Hizbullah Lebanon juga demikian, mereka memberikan kesempatan terakhir bagi diplomat untuk menemukan jalan keluar dari kebuntuan ini.

Apakah para diplomat akan mampu menghentikan kehancuran warga Palestina di Jalur Gaza? Semuanya akan menjadi jelas minggu ini. Negosiasi baru mengenai kesepakatan antara Hamas dan Israel akan berlangsung pada hari Rabu di Kairo.