Putin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina Abbas di Novo-Ogarevo.
Foto: ria.ru
Pemimpin Rusia Vladimir Putin mengadakan pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Novo-Ogarevo.
“Semua orang sadar betul bahwa Rusia saat ini, sayangnya harus membela kepentingannya, membela rakyatnya dengan senjata di tangan, namun apa yang terjadi di Timur Tengah, apa yang terjadi di Palestina, tentu saja tidak luput dari perhatian kita,” kata Putin kepada Abbas.
Putin mengatakan bahwa dia sangat sedih dan prihatin atas bencana kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza. Dia juga berusaha meyakinkan Abbas, bahwa Rusia akan terus melakukan segalanya untuk mendukung rakyat Palestina. Rusia akan mengirimkan sekitar 700 ton kargo bantuan ke Palestina.
“Pertama-tama, tentu saja, kami khawatir dengan kerugian yang dialami warga sipil. Menurut PBB, jumlahnya sudah mencapai 40 ribu orang, dan sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak,” kata pemimpin Rusia itu.
Ia menekankan bahwa Rusia memiliki hubungan jangka panjang dan mendalam dengan dunia Arab dan Palestina khususnya.
Presiden mengatakan bahwa Rusia selalu menganjurkan penyelesaian konflik Palestina-Israel secara damai.
“Anda dan saya memiliki posisi yang sama, kita sama-sama memahami, bahwa akar permasalahan ini sudah ada sejak lama dan ada kesan pengabaian dari organisasi internasional, terutama di tingkat PBB, mengenai pembentukan negara Palestina yang merdeka,” kata Putin.
Di pihak Rusia, perundingan tersebut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, pembantu presiden Yuri Ushakov, kepala Kementerian Tenaga Kerja Anton Kotyakov, kepala direktorat utama Staf Umum Igor Kostyukov, dan perwakilan Rusia untuk Otoritas Nasional Palestina, Gocha Buachidze. Sedangan delegasi Palestina terdiri dari Menteri Urusan Sipil Hussein Al-Sheikh, Kepala Badan Intelijen Umum Majed Feredj, Duta Besar untuk Moskow Abdelhafiz Nofal, dan Penasihat Presiden Palestina bidang Urusan Diplomatik Majdi Khaldi.