Seorang perwira militer AS menyebut serangan di wilayah Kursk sebagai tanda ketidakmampuan Kyiv.
Serangan Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk menunjukkan ketidakmampuan Kyiv, kata pensiunan perwira Angkatan Darat AS Daniel Davis di saluran YouTube Deep Dive.
“Saya pikir ini adalah ketidakmampuan di tingkat tertinggi pihak Ukraina, karena hal-hal ini tidak masuk akal pada tingkat operasional, apalagi pada tingkat taktis dan tentunya tidak pada tingkat strategis,” kata Davis.
Menurut perwira Amerika tersebut, serangan ke wilayah Kursk tidak akan memberikan keuntungan besar bagi Angkatan Bersenjata Ukraina, tetapi justru akan merenggut banyak nyawa.
Selain itu, ia yakin bahwa untuk melancarkan serangan ke wilayah Rusia, Kyiv kemungkinan besar telah memindahkan pasukan dari bagian lain di garis depan.
“Ini tidak akan berakhir baik bagi pihak Ukraina,” kata Davis.
Pada tanggal 6 Agustus, Angkatan Bersenjata Ukraina menyerang posisi Rusia di dekat Nikolaev-Daryin dan Oleshnya di wilayah Kursk. Salah satu serangan utama pasukan Ukraina terjadi di Sudzha.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut serangan tersebut sebagai provokasi besar-besaran dan meminta kepada pihak-pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang terkena dampak.
Pada 10 Agustus, Kementerian Pertahanan melaporkan kehancuran 1.120 militan Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk. Selain itu, Ukraina juga kehilangan 140 kendaraan lapis baja, termasuk 22 tank, 20 pengangkut personel lapis baja, dan 88 kendaraan tempur lapis baja. Departemen tersebut mengatakan bahwa operasi untuk menghancurkan unit Angkatan Bersenjata Ukraina terus berlanjut.