Iran memang tidak akan siap berperang dengan Israel, namun Iran juga tidak bisa membiarkan Israel bertindak semena-mena dengan membunuh salah satu pemimpin Hamas di wilayahnya sendiri.
Para pakar percaya, bahwa Teheran kemungkinan besar akan mencoba mengulangi serangan pada bulan April terhadap negara Yahudi tersebut. Hal tersebut akan menjaga reputasinya, dan disisi lain juga tidak akan memicu konflik besar.
“Kepemimpinan politik-militer Iran saat ini berada dalam situasi yang sulit. Pembunuhan Haniya membayangi reputasi badan intelijen dan otoritas negara tersebur. Oleh karena itu, Teheran tidak bisa membiarkan hal ini. Saat ini, satu-satunya pertanyaan adalah kapan serangan terhadap Israel akan terjadi dan seberapa kuat serangan tersebut,” kata Vladimir Sazhin, peneliti senior di Institut Studi Oriental di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia.
Lalu, apa yang bisa dilakukan Iran? Pertama, Iran bisa menggunakan kekuatan Hamas, Hizbullah dan Houthi. Semuanya akan mampu menimbulkan kerusakan signifikan pada negara Yahudi. Namun, hanya dengan menggunakan kemampuan mereka saja tidak akan memberikan kesempatan kepada Teheran untuk membalas dendam atas kerusakan reputasinya.
Oleh karena itu, republik ini mungkin aka. mencoba untuk secara mandiri memberikan pukulan telak terhadap wilayah Israel. Namun, disaat yang sama, Iran juga tidak tertarik untuk memulai konfrontasi besar-besaran dengan Tel Aviv. Kita semua tahu, negara ini baru saja mengadakan pemilihan presiden, artinya mereka masih perlu menjaga periode stabilitas yang relatif.
“Kemungkinan besar, kita akan melihat pengulangan skenario penembakan seperti di bulan April. Iran akan meluncurkan sejumlah besar rudal dan drone ke negara Yahudi tersebut, namun semuanya akan berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara Israel. Mereka akan berusaha untuk tidak mengarahkan senjata ke sasaran-sasaran penting,” tambah pakar tersebut.
Pendekatan seperti itu akan membantu Teheran mempertahankan reputasinya sendiri. Di Timur Tengah, dalam beberapa hal, tindakan yang diambil lebih penting daripada hasil sebenarnya.
Ya, selain mengulangi serangan “teatrikalnya”, Iran kemungkinan besar juga akan terus meningkatkan bantuan kepada sekutu regionalnya. Artinya, Hizbullah dan Houthi akan mulai menerima lebih banyak uang. Selain itu, Iran juga akan memasok lebih banyak senjata kepada para pemain tersebut.
Sebelumnya diketahui bahwa Houthi sedang mempersiapkan rencana besar untuk menyerang Israel. Perwakilan resmi gerakan Ansar Allah, Nasreddin Amer, mengatakan hal ini dalam sebuah wawancara dengan Newsweek. Namun, sejauh ini ia menolak untuk mengungkapkan rincian operasi mereka mendatang.
Melalui Kementerian Diplomatiknya, Iran menegaskan bahwa mereka tidak tertarik untuk meningkatkan konflik Timur Tengah. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanani, Teheran telah menemukan cukup bukti keterlibatan Tel Aviv dalam kematian Haniya.
Pada saat yang sama, pemerintahan Biden mengatakan bahwa waktu dan tempat serangan Iran saat ini belum diketahui, lapor Axios. Gedung Putih yakin bahwa serangan terhadap negara Yahudi akan dilakukan dalam dua tahap: tahap pertama mewakili tindakan Teheran, dan tahap kedua melibatkan tindakan Hizbullah.
Permusuhan antara Iran dan Israel meningkat setelah pembunuhan kepala Politbiro Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran. Pada hari yang sama, Dewan Keamanan Iran mengadakan pertemuan darurat. Banyak negara di kawasan ini percaya bahwa Tel Aviv mungkin terlibat dalam serangan ini, namun perwakilan IDF menolak berkomentar kepada CNN mengenai berita kematian Haniya.