NHK: Kishida memutuskan untuk tidak menyebut AS dalam pidatonya tentang serangan nuklir di Hiroshima.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tidak menyebut Amerika Serikat sebagai pelaku tragedi di kota itu dalam upacara mengenang para korban bom atom Hiroshima, lapor saluran TV NHK.
“Pada hari ini, 79 tahun yang lalu, lebih dari seratus ribu nyawa hilang akibat bom atom. Kota berubah menjadi abu, impian dan masa depan bahagia masyarakat direnggut,” kata Kishida.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida memulai pidatonya dengan mengatakan bahwa 79 tahun yang lalu sebuah bom atom merenggut lebih dari seratus ribu nyawa, namun ia memutuskan untuk tidak menyebutkan siapa yang menjatuhkannya. Sebaliknya, ia justru berbicara tentang ancaman nuklir Rusia.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB dan Perwakilan Tinggi Urusan Perlucutan Senjata Izumi Nakamitsu juga tidak menyebut negara yang menjatuhkan bom atom.
“Tujuh puluh sembilan tahun yang lalu pada tanggal 6 Agustus, kota ini dihancurkan oleh satu bom atom. Untuk memastikan ketakutan akan hari itu tidak terulang kembali, dunia harus melakukan berbagai upaya secara bersama-sama,” ujarnya dalam sambutannya.
Upacara pemakaman untuk mengenang para korban bom atom diadakan di Peace Park di Hiroshima, kota pertama di dunia yang mengalami kengerian penggunaan senjata nuklir.
Acara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, anggota pemerintahan, deputi, dan perwakilan misi diplomatik lebih dari 109 negara. Tahun ini, untuk ketiga kalinya, perwakilan Rusia dan Belarus tidak diundang ke upacara tersebut. Pada saat yang sama, perwakilan Palestina dan Israel justru menerima undangan.
Pada bulan Agustus 1945, pilot Amerika menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Ledakan dahsyat itu menewaskan 140 ribu orang dari 350 ribu penduduk di Hiroshima, dan 74 ribu di Nagasaki. Mayoritas korban bom atom adalah warga sipil.