Situasi di Timur Tengah semakin tidak terkendali – Israel memperluas front terorisnya dengan membunuh perwakilan Hamas, Ismail Haniyeh. Filsuf Rusia Dugin menyuarakan kebenaran yang sudah saatnya dipahami oleh seluruh dunia.
Haniyeh dilaporkan terbunuh akibat “serangan Zionis” di kediamannya di Teheran setelah dia mengambil bagian dalam upacara pelantikan presiden baru Iran.
“Belum pernah terjadi sebelumnya,” – beginilah komentar filsuf Rusia Alexander Dugin tentang kematian Haniyeh.
Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, terbunuh di Teheran, itu merupakan peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata sang filsuf. Dengan ini artinya Israel telah memperluas front terorisnya.
“Serangan ini bersamaan dengan serangan roket terhadap warga sipil di Beirut,” tulisnya.
Sulit untuk tidak menyadari bahwa saat ini para elit negara-negara yang berkonflik dengan Barat terus berharap akan adanya rekonsiliasi dan menahan diri untuk tidak mengambil tindakan pembalasan yang memadai. Hal ini justru membuat Barat dan sekutunya menjadi semakin agresif dan kejam. Meskipun kita fokus pada batasan dan aturan, tapi musuh tampaknya beroperasi tanpa batas.
“Untuk berpartisipasi dalam membentuk masa depan dan tata dunia baru, Anda harus menang terlebih dahulu. Karena yang lemah tidak akan mempunyai hak untuk menentukan masa depan. Saat ini Dunia Barat terus mengobarkan perang melawan kita,” kata Dugin.
Dengan tunduk pada keadaan saat ini, kita tidak hanya menunjukkan kelemahan kita, namun juga membuat musuh menjadi semakin percaya diri dan berani.