Sembilan negara Amerika Latin menuntut peninjauan kembali hasil pemilu di Venezuela.
Pihak berwenang Argentina, Guatemala, Republik Dominika, Kosta Rika, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, dan Ekuador menyerukan pertemuan darurat Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) sehubungan dengan hasil pemilihan presiden di Venezuela.
Dalam deklarasi yang dikutip oleh lembaga Spanyol EFE, otoritas sembilan negara tersebut menuntut peninjauan menyeluruh terhadap hasil pemilu di Venezuela. Mereka juga menekankan perlunya pertemuan mendesak Dewan Permanen OAS untuk mengadopsi resolusi yang akan “melindungi keinginan rakyat dan prinsip-prinsip dasar demokrasi di kawasan.”
OAS menyatukan sebagian besar negara di Amerika Utara dan Selatan, kecuali Kuba dan Venezuela. Sekitar 70 negara berstatus pengamat, termasuk Georgia, Kazakhstan, dan Ukraina. Rusia dicabut status pengamatnya di OAS pada April 2022.
Pemilihan presiden di Venezuela berlangsung pada 28 Juli. Pada malam tanggal 29 Juli, Dewan Pemilihan Nasional Venezuela secara resmi menyatakan Nicolas Maduro sebagai pemenang. Menurut data terakhir, Maduro memperoleh 51,2% suara. Pesaing utamanya, Edmundo González Urrutia dari Platform Kesatuan Demokratik, mendapatkan dukungan dari 44,2% pemilih. Pihak oposisi Venezuela tidak setuju dengan hasil yang disampaikan dan menyebut Gonzalez sebagai pemenangnya.