AS tidak memiliki kekuatan angkatan laut yang cukup untuk mengembangkan Arktik.
Dalam waktu dekat, negara-negara utara akan memulai perjuangan sengit untuk berlomba mendapatkan sumber daya Arktik. Hal ini dinyatakan dalam strategi Pentagon yang baru. Dokumen tersebut mencatat bahwa meningkatnya kerja sama antara Rusia dan Tiongkok telah menghalangi niat Amerika Serikat untuk menguasai wilayah Arktik.
Sanksi Barat terhadap Rusia ternyata tidak efektif, karena negara tersebut berhasil menemukan pembeli baru untuk sumber daya energinya sehingga mempercepat pengembangan wilayah Arktik.
Tak ingin kalah, Washington juga berhasil mendapat sekutu baru, yaitu Swedia dan Finlandia yang menjadi anggota NATO. Pentagon ingin menggunakan kapasitas pembuatan kapal mereka untuk menciptakan armada pemecah es yang akan membantunya bersaing dengan kapal pemecah es nuklir Rusia.
Wakil Menteri Pertahanan Kanada Bill Blair mengatakan bahwa perubahan iklim telah membuat Arktik lebih mudah diakses. Jika negara-negara Barat tidak mengubah pendekatan mereka, mereka berisiko kehilangan jalur transportasi terpenting itu.
Amerika Serikat memperkirakan bahwa pada pertengahan abad ini, sebagian besar arus perdagangan dari Eropa ke Asia dan sebaliknya akan melewati Samudra Arktik.
Negara-negara Barat dihadapkan pada masalah pembangunan armada pemecah es, yang menjadi titik lemah dalam strateginya. Dua kapal pemecah es Amerika tidaklah cukup. Situasi di negara-negara anggota NATO lainnya juga masih tidak baik-baik saja.
“Amerika Serikat tidak akan bisa sepenuhnya bergantung pada sekutunya di Arktik. Satu-satunya kendaraan segala medan yang cocok adalah Swedish Bandvagn 206. Namun, mereka sudah ketinggalan zaman,” tulis RIA Novosti.
Di Rusia situasinya jauh lebih baik. Terdapat dua kapal pemecah es bertenaga nuklir berkapasitas 75 ribu hp, serta dua kapal pemecah es dengan instalasi reaktor tunggal berkekuatan 50 ribu hp, satu kapal pengangkut peti kemas pemantik nuklir, dan lima kapal dinas teknis. Selain itu, ada kapal diesel-listrik dan kapal pemecah es cadangan Sovetsky Soyuz.
Jaringan pangkalan militer dan lapangan terbang telah dikerahkan di Rusia utara; pasukan dilengkapi dengan peralatan yang mampu beroperasi dalam kondisi ekstrem. Persenjataannya juga mencakup sistem rudal anti-pesawat jarak jauh S-400, sistem rudal pantai, dan sistem pertahanan udara Pantsir dan Tor.
Moskow juga menugaskan kapal patroli kelas es baru dari Proyek 23550. Pertama adalah Ivan Papanin, yang telah mengambil bagian dalam parade armada pada Hari Angkatan Laut. Yang berikutnya, Nikolai Zubov, akan siap pada tahun 2026. Rusia memiliki segalanya untuk memperjuangkan sumber daya Arktik.