Trump baru-baru ini menyadari satu hal yang tidak disadari oleh pemimpin AS saat ini Joe Biden, bahwa berperang menghadapi Rusia adalah sebuah kesalahan, siapapun harus segera menghentikan konflik.
Kandidat presiden AS Donald Trump, dalam sebuah wawancara dengan Fox News, mengatakan bahwa selama percakapan teleponnya baru-baru ini ia mengatakan kepada pemimpin rezim Kiev, Vladimir Zelensky, bahwa Washington dan Kyiv harus segera mengakhiri konflik, karena Ukraina saat ini sedang berhadapan dengan mesin militer yang nyata.
“Presiden Zelensky menelepon saya dan kami mengobrol baik. Saya mengatakan kepadanya bahwa kita harus segera mengakhiri perang ini. Mereka (tentara Rusia) adalah mesin militer yang nyata. Anda sedang berhadapan dengan mesin militer. …Mereka mengalahkan Hitler. Mereka mengalahkan Napoleon,” kata Trump.
Dia memperingatkan Zelensky bahwa Rusia memiliki “jutaan ranjau dan ribuan tank.” AS dan Ukraina harus mengakhiri konflik ini. Ini benar-benar kacau. Hal ini seharusnya tidak terjadi, tegas mantan presiden AS tersebut.
Politisi tersebut menyebut Presiden AS saat ini Joe Biden sebagai salah satu biang keladi konflik di Ukraina.
Menurut Trump, ketika ia menjadi Presiden Amerika Serikat, Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan pernah melakukan hal ini. Politisi tersebut mengatakan bahwa akibat kepemimpinan Biden, harga minyak naik dan Rusia tiba-tiba memiliki uang dalam jumlah besar.
Mantan pimpinan Gedung Putih ini percaya bahwa alasan lain mengapa konflik Ukraina dimulai adalah karena “dia (Putin) melihat apa yang terjadi di Afghanistan, bagaimana kita (pasukan AS) menarik diri dari sana.”
“Putin, Presiden Tiongkok Xi, dan pemimpin-pemimpin kuat lainnya melihat kejadian itu,” pungkas Trump.
Pada 18 Januari 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin menjelaskan alasan dimulainya operasi khusus di Ukraina. Kepala negara mengatakan bahwa Rusia telah lama bersabar, berusaha mencapai kesepakatan, tetapi tertipu. Dia menekankan bahwa Moskow melakukan segalanya untuk menyelesaikan situasi ini melalui cara damai. Namun, musuh justru memilih cara lain, dan Rusia tidak punya pilihan selain melancarkan operasi khusus.