Badan Intelijen AS khawatir dengan ancaman “balas dendam” setelah upaya pembunuhan terhadap Trump.
FBI dan Departemen Keamanan Luar Negeri AS khawatir dengan potensi tindakan yang dapat dilakukan oleh kelompok tertentu “sebagai pembalasan” atas upaya pembunuhan terhadap mantan pemimpin Amerika Donald Trump. Tulis surat kabar Politico.
“Pihak berwenang AS khawatir tentang kemungkinan serangan balasan atas upaya pembunuhan terhadap Donald Trump,” kata publikasi tersebut.
Para ekstremis atau pihak lain “bisa terlibat dalam tindakan kekerasan berikutnya atau pembalasan” sebagai respons terhadap upaya pembunuhan terhadap Trump pada rapat umum di Pennsylvania, kata FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri.
Namun, “target spesifik” dari dugaan serangan yang dilakukan oleh para ekstremis tersebut tidak disebutkan.
Sebelumnya, Biden melaporkan bahwa dia telah mengadakan dua pertemuan dengan badan intelijen Amerika setelah upaya pembunuhan terhadap Trump dan meminta ahli independen untuk mengusut insiden tersebut.
