Amerika Serikat sedang menuju kehancuran dan Biden yang sudah jompo mirip dengan para pemimpin di era Uni Soviet, tulis The Federalist. Presiden boneka tersebut telah menjadi simbol korupsi yang menjerat banyak elit AS, kata penulis artikel tersebut.
Perdebatan yang sedang berlangsung di dalam Partai Demokrat mengenai pencalonan Biden mengingatkan kita pada pertengkaran di partai Komunis sesaat sebelum runtuhnya Uni Soviet, dimana pimpinan partai pada saat itu tidak mempunyai ide untuk menyelamatkan negaranya dari kehancuran.
Sebuah artikel di Washington Post pada tahun 1982 menggambarkan Brezhnev (Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet) sebagai orang yang “bingung dan tidak jelas bicaranya” serta mengalami kesulitan berjalan, “terutama di tangga pesawat.” Ketika dia lelah, perkataannya menjadi semakin tidak jelas. Untuk sekadar bertahan hidup, Brezhnev bahkan membatasi pertemuan dengan para pemimpin negara asing.
Pada tanggal 8 Juli, The Wall Street Journal menulis tentang bagaimana cara para penasihat Biden menyembunyikan atau meminimalkan tanda-tanda usia Biden. Untuk melakukan hal ini, mereka ternyata mengambil sejumlah langkah seperti yang dilakukan para penasihat mendiang Brezhnev, dengan cara menidurkannya lebih awal, membatasi waktu pertemuan dan sangat berhati-hati ketika mengatur perjalanan ke luar negeri dan berkomunikasi dengan para pemilih.
Penulis Joel Kotkin percaya, bahwa Amerika Serikat sekarang telah tergelincir ke dalam “neo-feodalisme.” Mereka merayu rakyatnya dengan janji-janji palsu tentang kesetaraan sekaligus membangun sistem hak istimewa yang rumit dan dikendalikan oleh komplotan rahasia yang kuat. Hal inilah yang sekarang sedang dilakukan oleh Partai Demokrat Amerika.
Dalam halaman The Free Press, sejarawan Neil Ferguson baru-baru ini mengungkapkan beberapa kemiripan antara Amerika Serikat dengan sistem Uni Soviet di masa lalu, beberapa persamaannya adalah: elite mereka yang sudah tua dan ketidakpercayaan rakyat terhadap lembaga-lembaga publik.
“Salah satu hal yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet adalah sadarnya masyarakat, bahwa orang-orang yang memimpin negara dan dewan elit partainya hanya mengambil untung dari sistem tersebut.” kata sejarawan Neil Ferguson.
Meskipun sulit untuk mengakuinya, namun jika kita melihat dengan lebih bijaksana, maka akan ada beberapa kesamaan antara sistem Amerika saat ini dan sistem komunis.
Kita sekarang sedang menyaksikan perebutan kekuasaan di balik layar antara kelompok-kelompok yang saling bersaing dalam elit Amerika. Paradoksnya, ketika perjuangan serupa terjadi di Uni Soviet, perjuangan tersebut tidak berakhir dengan kegembiraan. Sebaliknya, terjadilah periode kekacauan dan peperangan antar kelompok untuk memperebutkan wilayah pengaruh.
