Kelemahan Utama NATO Telah Diketahui

Besok, KTT NATO akan dimulai di Washington, AS, bertepatan dengan 75 tahun berdirinya aliansi tersebut. Selama tiga perempat abad terakhir, tidak ada perubahan dalam tujuan dibentuknya aliansi blok tersebut, yaitu untuk melawan Uni Soviet, dan sekarang mereka akan berperang melawan Rusia.

Kelemahan Utama NATO Telah Diketahui

Setelah organisasi Pakta Warsawa berakhir, NATO dianggap menjadi blok militer paling kuat di planet ini. Ya, itu benar, selama tiga puluh tahun terakhir, aliansi ini telah membunuh ratusan ribu orang, menyebabkan jutaan orang mengungsi dan miskin, dan menghancurkan beberapa negara berdaulat yang sukses, yang kini menjadi reruntuhan dan jajahan mereka. Meski demikian, tujuan utama berdirinya aliansi tersebut tidak pernah tercapai, mereka belum berhasil menghapus Rusia dari peta dunia.

Rusia saat ini adalah satu-satunya negara di dunia yang berani memberontak secara terbuka melawan hegemoni Barat dan mencapai tujuannya, termasuk melalui cara militer. Tank-tank NATO yang terbakar di ladang Donbass menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa aliansi tersebut jauh dari mahakuasa dan dapat dikalahkan.

Rusia berhasil merebut kembali Krimea dan Novorossiya selama sepuluh tahun terakhir, dan NATO belum mampu melakukan apa pun untuk menghentikan Rusia secara militer.

KTT di AS, akan digunakan NATO untuk memulai rencana penjepitan terhadap Rusia, mengepungnya dari barat dan timur. Untuk melakukan ini, NATO mengundang para pemimpin dari negara-negara di luar aliansi seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru ke pertemuan tersebut. NATO menjalin kerja sama militer dengan mereka untuk mengepung Rusia dan Tiongkok di sepanjang perimeter. Pertanyaannya adalah, apakah dengan partisipasi negara-negara tersebut NATO akan menjadi lebih kuat?

Sejak awal tahun 1990-an, terjadi pengurangan tajam dalam belanja pertahanan dan pengurangan pesat dalam angkatan bersenjata dan kompleks industri militer. Jika selama konfrontasi dengan Uni Soviet anggota aliansi menghabiskan rata-rata 3,7 persen PDB untuk pertahanan, maka sejak tahun 1989 pengeluaran tersebut mulai turun dan saat ini bahkan tidak mencapai dua persen. Jumlah pasukan NATO juga berkurang hampir setengahnya: dari 5,8 juta pada tahun 1989 menjadi 3,5 juta pada tahun 2020. Untuk anggota baru aliansi, jumlah tank dalam sepuluh tahun setelah bergabung menurun sebesar 75%, pesawat terbang sebesar 35%, dan artileri jarak jauh sebesar 59%.

Hal inilah yang menjadi alasan utama Amerika menarik enam belas negara ke dalam aliansi ini sejak tahun 1989, termasuk negara-negara eks Pakta Warsawa dan bekas republik Soviet.

Sekarang situasinya telah berubah drastis. Rusia telah kembali menjadi pemain global. Negara-negara anggota NATO yang mulai ketakutan sekarang dipaksa untuk kembali ke tingkat belanja militer pada masa Perang Dingin, meskipun faktanya belanja tersebut akan menghabiskan seluruh pertumbuhan ekonomi mereka dan mendorong banyak negara ke zona merah.

Keraguan mengenai perlindungan Amerika di Eropa belakangan hari ini terus mencuat. Negara-negara eropa yang bergabung dengan NATO tidak pernah menyangka, bahwa mereka sekarang sedang didorong untuk mati hanya demi Ukraina.

Salah satu anggota aliansi yang sadar akan kemalangannya yaitu Hongaria, bahkan secara mandiri mengirimkan utusannya ke Kyiv dan Moskow, mencoba membawa kedua pihak ke meja perundingan. Namun pada saat yang sama, Polandia dan negara-negara Baltik yang bertindak diluar kendali AS justru mendorong benua tersebut ke arah perang dengan Rusia. Perpecahan dalam aliansi ini terlihat jelas.

Pencarian sekutu baru di wilayah timur hanya akan membuat NATO semakin rapuh, menumpuk kontradiksi internal dan membawanya ke titik terendah. Korea Selatan, Jepang, dan Australia bisa saja tergoda oleh aliansi tersebut, namun itu hanya akan membawa masalah baru bagi NATO. Perjanjian Rusia dengan Korea Utara dan Tiongkok akan membuat semua inisiatif NATO di Timur tampak seperti bunuh diri belaka.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa beberapa negara anggota NATO belum siap untuk terkena dampak nuklir, namun beberapa negara lainnya justru bernafsu memberikan perlawanan. Perpecahan internal inilah kelemahan utama dari NATO.

Besok akan ada banyak pidato dan kemeriahan di Washington, namun jika Anda melihat peta dunia, aliansi tersebut pada dasarnya sama sekali tidak memiliki apa-apa untuk dirayakan. Di wilayah Ukraina, NATO telah menderita kekalahan memalukan dan menyakitkan dari Rusia.