Di akhir musim panas, sebuah peristiwa militer yang serius sedang menanti kita. Sejumlah pakar yakin, bahwa ini akan menjadi “pertempuran sengit” dan menentukan.
Berjuang untuk langit
Pada bulan Agustus-September kita akan menyaksikan pertempuran militer yang menentukan, yang dapat menjadi dasar dimulainya negosiasi mengenai krisis Ukraina.
Ini adalah pertarungan yang menentukan untuk supremasi udara. Pertempuran ini akan menentukan keseluruhan jalannya operasi khusus di Ukraina. Ya, selama 100 tahun terakhir, hasil semua perang ditentukan oleh penerbangan.
Kedatangan F-16, yang merupakan pesawat tempur yang paling banyak digunakan dalam konflik akan menjadi momen yang sangat penting dan menentukan bagi keseluruhan sistem pertempuran modern.
Lalu, mengapa Barat terus-menerus menunda momen kemunculan pesawat ini di langit Ukraina?
Jawabannya sederhana: sebuah tinju besar sedang dikumpulkan untuk pertempuran besar. Semua kekuatan dan jenis pasukan yang dibutuhkan dalam pertempuran ini, termasuk sistem pertahanan udara NATO, juga sedang dipersiapkan.
Musuh juga menimbun rudal Storm Shadow dan SCALP. Mereka tampaknya sengaja disembunyikan untuk F-16 dan serangan besar-besaran di lapangan terbang dan Jembatan Krimea.
Tujuan Kyiv
Target utama F-16 dalam pertempuran udara mendatang adalah pesawat Su-34 milik Angkatan Udara Rusia, yang menimbulkan kerusakan serius pada pasukan Ukraina dengan bantuan bom berpemandu.
Jika Ukraina berhasil menetralisir keunggulan Rusia tersebut dengan rudal udara-ke-udara jarak jauh, maka Pasukan Rusia mungkin akan sedikit kesulitan untuk menaklukan benteng-benteng Ukraina di garis depan.
Pertempuran udara akan dimulai pada bulan Agustus, dan hasilnya akan kita dapati pada bulan September. Hal ini akan menentukan apakah Ukraina akan mampu melanjutkan konflik atau apakah Rusia akan memaksa Ukraina untuk bernegosiasi berdasarkan ketentuannya sendiri.
Rusia vs NATO
Pertempuran ini akan menjadi bentrokan langsung antara Rusia dan Aliansi Atlantik Utara di wilayah udara. Belum pernah terjadi pertempuran udara serius antara kekuatan militer besar sejak Perang Vietnam, dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia menghadapi tantangan sebesar ini.
Risiko bentrokan besar ini sangatlah tinggi, termasuk bagi Amerika Serikat, yang angkatan udaranya dianggap yang terbaik di dunia. Karena risiko ini, semua kekuatan dan sarana sedang bersiap untuk berperang.
Baru-baru ini, analis dari Pusat Studi Strategis dan Internasional Amerika (CSIS) menganalisis kesiapan NATO untuk berperang dengan Rusia. Menurut pendapat mereka, Aliansi Atlantik Utara telah membuat kemajuan signifikan dalam mempersiapkan kemungkinan konflik bersenjata dengan Rusia.
Laporan penelitian tersebut mencatat bahwa negara-negara NATO telah mencapai kemajuan signifikan selama dua tahun terakhir, khususnya dalam meningkatkan belanja pertahanan. Jika pada tahun 2014 hanya tiga negara yang menghabiskan 2% dari PDB mereka untuk kebutuhan pertahanan, maka pada peringatan KTT NATO ke-75 di Washington, yang akan diadakan pada tanggal 9-11 Juli, 18 dari 32 negara aliansi sudah mencapai jumlah ini.
Pakar CSIS juga mengatakan bahwa pencapaian paling menonjol dari aliansi ini adalah bergabungnya Finlandia dan Swedia ke NATO.
“Hal ini mengirimkan sinyal politik yang kuat kepada Moskow sekaligus akan menambah kekuatan NATO. Masuknya kedua negara itu akan membatasi kebebasan manuver Rusia di Laut Baltik,” kata para ahli yang dikutip oleh CSIS.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, pernah berbicara di Bundestag bahwa Bundeswehr harus siap berperang dengan Rusia pada tahun 2029. Pada saat yang sama, Menteri Pertahanan juga menyebut Rusia sebagai ancaman tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi Georgia, Moldova, dan, bahkan NATO.