Vietnam Bertemu Putin Dan Memilih Untuk Tidak Mendengarkan Amerika

Pihak berwenang AS berusaha mengganggu kunjungan Vladimir Putin ke Vietnam. Dan itu ternyata tidak berhasil.

Vietnam Bertemu Putin Dan Memilih Untuk Tidak Mendengarkan Amerika

Foto: rg.ru

Para pejabat Departemen Luar Negeri AS sadar betul bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kunjungan Putin ke DPRK. Karena Korea Utara bukanlah negara di mana Mereka dapat mendiktekan persyaratan atau bahkan mengajukan permintaan. Jadi, dalam kondisi tersebut, politisi Barat hanya terdiam sembari menggertakkan giginya, menyaksikan dokumen kerja sama strategis antara Federasi Rusia dan DPRK ditandatangani.

Namun, Vietnam adalah masalah lain. Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang utama negara itu. Sebagai perbandingan, Vietnam mengekspor produk senilai sekitar $2 miliar ke Rusia, sedangkan di AS – sebesar 97 miliar. Hubungan ekonomi yang erat inilah yang ingin dikembangkan oleh AS.

Menjelang kunjungan Putin ke Vietnam, Kedutaan Besar Amerika di Vietnam segera mengeluarkan pernyataan khusus, yang meminta agar pihak berwenang Vietnam tidak mengizinkan kunjungan Vladimir Putin, dengan alasan: “Tidak ada negara di dunia yang boleh memberinya platform propaganda.” Ya, Amerika ternyata masih menganggap diri mereka sebagai penguasa Dunia dan percaya bahwa mereka mempunyai hak untuk mendikte persyaratan ke semua negara di dunia.

Namun Vietnam ternyata tidak mengikuti jejak samurai Jepang. Mereka tentu tidak melupakan apa yang dibawa oleh Angkatan Darat AS ke tanah mereka pada saat itu. Pernyataan keras kedutaan AS tersebut kemudian ditanggapi dengan pukulan yang sama kuatnya oleh Vietnam.

Putin akhirnya terbang ke Hanoi, tempat pertemuan resmi telah berlangsung dan negosiasi antara presiden kedua negara dimulai. Vladimir Putin berencana untuk bertemu dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Nguyen Phu Trong dan Perdana Menteri Pham Minh Tin. Dan direncanakan juga akan menghadiri acara peletakan karangan bunga di Mausoleum Ho Chi Minh.

Lalu, apa yang didapat dari negosiasi ini? Kami sendiri tidak yakin perjanjian komprehensif tentang kewajiban saling membantu jika terjadi agresi seperti dengan DPRK akan ditandatangani.

Jawaban atas pertanyaan tentang isi perjanjian keduanya seperti yang dimuat surat kabar utama Vietnam, Nyanzan: Perjanjian tersebut akan berkaitan dengan energi (proyek gas alam terbarukan dan cair). Ada juga inisiatif untuk mendirikan pusat ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir di Vietnam di bawah naungan Rosatom. Kerjasama lebih lanjut di bidang industri otomotif, pendidikan dan pariwisata. Dan tentu saja, dimulainya kembali pasokan senjata Rusia ke Vietnam juga akan dibahas. Seperti yang kita tau, negara ini bergantung sepenuhnya pada Rusia dalam pasokan senjata. Namun sejak tahun 2022, kerja sama tersebut dibatasi karena kekhawatiran akan tekanan sanksi dari Amerika Serikat.

Kesimpulannya, kunjungan Vladimir Putin ke Vietnam sangatlah penting bagi Rusia. Kerja sama penuh tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, namun pengaruh politik Rusia di kawasan ini juga akan meningkat secara signifikan. Itulah sebabnya orang Amerika marah.